(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar menjelaskan, kolaborasi antara sektor publik dan swasta bukan hanya strategi, tapi kebutuhan mendesak untuk mengatasi kemiskinan secara berkelanjutan.
"Dengan sinergi lintas-sektor, kita tidak hanya memperkuat kapasitas masyarakat untuk mandiri dan tumbuh, tapi juga membangun fondasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi seluruh lapisan rakyat," katanya.
UMKM, koperasi, dan pelaku ekonomi kreatif saat ini menyumbang sekitar 61 persen terhadap PDB nasional dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja di Indonesia. Menurut data, percepatan digitalisasi UMKM saja dapat menambah sekitar 2 persen pertumbuhan ekonomi tahunan.
Dengan dukungan tambahan berupa peningkatan kapasitas, jejaring, dan intervensi kebijakan yang berkelanjutan, kombinasi ini memiliki potensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun dalam jangka menengah.
Dalam kegiatan ini peserta mendapatkan pembekalan mengenai aspek fundamental yang menjadi pondasi penting dalam pengelolaan usaha. Pelatihan dimulai dengan sesi perkenalan dan penilaian kebutuhan yang dipandu oleh Ajeng Respati, Co-Founder & COO Havilla Tea.
Sesi dilanjutkan dengan materi fundamental bisnis, yang disampaikan oleh Reza Aryabima, CEO & Co-founder Artisan Professionnel. Selanjutnya, peserta diperkenalkan pada adopsi teknologi dan operasional yang disampaikan oleh Eka Citra, Chief Commercial Officer Olsera.
Sesi hari itu ditutup dengan dua perspektif seputar marketing dan branding, oleh Evlogia Advisory, dan Meta, yang mengulas pentingnya narasi, digital presence, dan pemanfaatan platform online bagi pertumbuhan para pelaku usaha.