Keluarga Minta Kasus Kematian Putri di Indekos Disusut Tuntas

- Minta kasus kematian keponakannya diusut tuntas
- Emosi tampak jelas dari paman korban.
- Tamsin juga minta insan media untuk mengawal kasus ini.
- Kasus hukum, lain-lainnya mah pasrahkan kepada yang berwajib.
- Malam sebelum kejadian, korban ditransfer uang oleh ibunya
- Kabar kematian anak bungsunya cukup membuat Karja shok.
- Ibunya tuh transfer ke rekening Putri Apriyani. Untuk gadai sawah. Kurang lebih 35 jutaan.
- Dari informasi yang didapat pihak keluarga, tidak ada barang
Indramayu, IDN Times– Kesedihan menyelimuti keluarga besar Putri Apriyani (sebelumnya disebut AR) yang ditemukan meninggal di indekos, Sabtu (9/8/2025) siang. Jenazah korban sendiri sudah dimakamkan pada Minggu (10/8/2025) setelah sempat dibawa ke RS Bhayangkara Indramayu.
Kesedihan mendalam dialami paman korban yakni Tamsin. Dengan nada emosi, Tamsin menjelaskan tidak ada orang tua yang bisa menerima begitu saja anaknya meninggal dengan kondisi tidak wajar.
"Anak, yang dari kecil diasuh, digedein. Sudah gede, diambil nyawanya secara tidak masuk akal, secara tidak logis. Gimana perasaan orang tua dengan kematian yang sangat tragis," kata Tamsin di rumah duka dengan suara bergetar.
1. Minta kasus kematian keponakannya diusut tuntas

Emosi tampak jelas dari paman korban. Saat menyampaikan pernyataan kepada para wartawan, suara Tamsin terdengar cukup gemetar.
Di hadapan wartawan, Tamsin juga minta insan media untuk mengawal kasus kematian tragis keponakannya itu.
"Minta tolong sama rekan-rekan media untuk mengawal kasus ini. Biar jelas, biar terang benderang kematiannya karena apa? Faktor apa," kata dia.
"Kasus hukum, lain-lainnya mah pasrahkan kepada yang berwajib," lanjut dia.
2. Malam sebelum kejadian, korban ditransfer uang oleh ibunya

Kesedihan mendalam dirasakan ayah korban yakni Karja. Meskipun nada suaranya tidak bergetar seperti paman korban, tetapi sorot mata Karja menunjukkan duka yang sangat mendalam.
Kabar kematian anak bungsunya cukup membuat Karja shok. Dijelaskannya, malam hari sebelum kejadian, korban baru ditransfer sejumlah uang oleh ibunya yang saat ini jadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.
"Ibunya tuh transfer ke rekening Putri Apriyani. Untuk gadai sawah. Kurang lebih 35 jutaan," kata dia.
Kendati demikian, Karja tidak mengetahui secara pasti apakah uang tersebut sudah diambil atau belum. "Kurang tau, sudah diambil atau belum. Itu (ditransfer) malam sebelum kejadian, jam delapanan," jelas dia.
Dari informasi yang didapat pihak keluarga, tidak ada barang milik korban yang hilang. Beberapa barang milik almarhum masih dibawa petugas sebagai Barang Bukti (Barbuk). "Katanya handphone masih ada, dua. Terus tas," jelas dia.
3. Putri Apriyani ditemukan meninggal dalam kondisi tubuh terbakar

Kasus meninggalnya Putri Apriyani yang dalam keadaan terbakar, mengundang simpati dari tetangga. Mereka terlihat datang takziyah ke rumah duka cita di Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.
Tidak hanya di rumah duka saja. Warga juga terlihat ikut mengantar ke pemakaman almarhumah di TPU desa setempat.
Sementara itu, Warga Blok Ceblok, Desa Singajaya, Kecamatan dan Kabupaten Indramayu, digemparkan oleh penemuan mayat perempuan di sebuah kamar indekos pada Sabtu (9/8/2025) siang. Saat ditemukan, korban dalam posisi terlentang dengan tubuh mengalami luka bakar.
"Saat ditemukan, korban sudah meninggal dunia. Penyebab kematian masih dalam penyelidikan. TKP-nya di kos-kosan. Korban di kamar 09. (Korban) penghuni kos," kata Kasie Humas Polres Indramayu AKP Tarno.