Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gigitan nyamuk (freepik.com/jcomp)

Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat sebanyak 7.310 kasus demam berdarah dengue (DBD) selama periode Januari hingga November 2024.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, pada 2023 terdapat 1.865 kasus DBD dengan delapan orang meninggal dunia. Tahun ini, kasus DBD mencapai 7.310, dengan rincian 7.280 pasien sembuh dan 29 orang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani menjelaskan, penyebab tingginya jumlah orang terserang penyakit DBD karena salah satunya yaitu kemarau panjang yang menyebabkan nyamuk aedes aegypti bertelur dengan baik dan menetas saat musim hujan.

“Ketika memasuki musim hujan membuat permukaan air naik, jadi telur yang menempel di dinding itu sekarang teredam air. Telur tersebut menetas jadi nyamuk aedes aegypti dewasa yang menjadi penular virus dengue,” katanya melalui siaran pers dikutip, Senin (2/12/2024).

1. Warga harus ikut antisipasi sarang nyamuk DBD

ilustrasi nyamuk menghisap darah (pexels.com/Shyamli Kashyap)

Untuk itu, saat memasuki musim hujan ini Dinkes mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman DBD dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Salah satunya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara bersih-bersih secara serentak dalam satu lingkungan atau wilayah kecamatan, sehingga mampu menekan angka kasus DBD di Kota Bandung.

“Kami juga mendorong gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Masyarakat diharuskan memeriksa ada tidaknya jentik nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar. Jika diperlukan, bubuk abate dapat digunakan dan tersedia gratis di puskesmas terdekat,” katanya.

2. Penyuluhan terus dijalankan

Ilustrasi Nyamuk Mengigit Manusia (Pixabay/nuzree)

Ira mengungkapkan Dinkes Kota Bandung juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi musim hujan dan mencegah peningkatan kasus DBD, seperti penguatan layanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas hingga penyuluhan yang dilakukan melalui media sosial dan sekolah-sekolah.

“Kami berharap masyarakat dapat bersama-sama mencegah penyebaran DBD dan meminimalkan risiko selama musim hujan. Kewaspadaan dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman DBD,” kata Ira.

3. Turunkan kasus dengan nyamuk Wolbachia

Ilustrasi pencegahan DBD (Dok. Istimewa)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Anhar Hadian optimis penerapan teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Kecamatan Kiaracondong akan berjalan dengan sukses.

“Kami optimis kegiatan ini bisa berhasil di Kiaracondong sebagaimana yang sudah berjalan di Ujungberung. Respon dari tokoh masyarakat dan aparat kewilayahan sangat positif,” katanya.

Menurutnya, program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan kasus demam berdarah (DBD) yang hingga kini masih tinggi di Kota Bandung. Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang dipilih untuk melaksanakan pilot project teknologi Wolbachia.

“Tantangan yang kita hadapi adalah ketersediaan telur nyamuk Wolbachia. Namun dengan dukungan masyarakat dan koordinasi yang baik, kami yakin program ini bisa berjalan lancar,” ucapnya.

Editorial Team