Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-13 at 7.30.32 AM.jpeg
Mahasiswa Kampus Polman Bandung di acara KSTI beberapa waktu lalu. Dokumentasi Istimewa

Intinya sih...

  • Beragam produk dipamerkan, termasuk Polebot AMR dengan teknologi navigasi LiDAR.

  • Perlu kolaborasi untuk lahirkan peta jalan riset nasional dan industri berbasis sains dan teknologi.

  • Sains bisa berdampak pada perekonomian dengan percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Pemerintah ingin melakukan percepatan pengembangan teknologi salah satunya melalui kegiatan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang telah digelar di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini menjadi panggung strategis untuk menyatukan visi riset nasional, memperkuat kemandirian teknologi, dan mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045.

Salah satu perguruan tinggi yang siap menjadi kolaborator sains dan industri dalah Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung. Dalam kegiatan KSTI pun Polman memamerkan inovasi unggulan. Salah satunya adalah mesin computer numerical control (CNC) MTU 200 Pro—generasi terbaru dari versi sebelumnya.

Ketua Jurusan Teknik Manufaktur Polman, Herman Budi Harja, menjelaskan bahwa MTU 200 Pro mampu memotong material dengan pengukuran multi-axis, menghasilkan produk berpresisi tinggi. Versi terbaru ini memiliki ruang kerja lebih luas, memungkinkan pembuatan produk berukuran besar dan pemrosesan material keras seperti duraluminium.

“Sesuai dengan proyeksi nasional, isu objek penelitian nasional kita kan harus memperkuat manufaktur, dan Polman sebagai yang paling senior di politeknik, punya rekam jejak dan kepakaran yang baik, dan sudah terbukti di masyarakat industri dan Masyarakat umum,” ucap Herman melalui siaran pers diterima IDN Times, Rabu (13/8/2025).

1. Beragam produk dipamerkan

Mahasiswa Kampus Polman Bandung di acara KSTI beberapa waktu lalu. Dokumentasi Istimewa

Polman juga memamerkan Polebot AMR (Polman Education Robot–Autonomous Mobile Robot), robot pengantar material otomatis yang menggunakan teknologi navigasi berbasis LiDAR (Light Detection and Ranging). LiDAR memungkinkan robot memetakan lingkungan, mendeteksi hambatan, dan menentukan rute secara real-time.

Dosen Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika Polman, Wahyu Adhie Candra, menjelaskan Polebot AMR memiliki kapasitas angkut hingga 500-kilogram dan teknologi komunikasi nirkabel untuk koordinasi multi-robot. Inovasi ini membantu perusahaan meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi risiko kecelakaan kerja.

"KSTI 2025 menegaskan bahwa kemandirian teknologi bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Tiga hari konvensi ini meninggalkan pesan kuat bahwa jalan menuju Indonesia Emas 2045 akan sangat ditentukan oleh keberanian bangsa dalam berinvestasi pada sains, teknologi, dan industri," kata dia.

2. Perlu kolaborasi untuk lahirkan peta jalan riset

Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto bersama Presiden Prabowo Subianto saat membuka Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di ITB, Kamis (7/8). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, mengatakan bahwa Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 menjadi titik awal pembuktian sains untuk ikut berkontribusi dalam menggerakkan industri dan memajukan ekonomi tanah air.

"KSTI ini bukan akhir ya. Setelah kita tutup ini bukan berakhir, tapi justru ini adalah awal bagaimana kerja-kerja besar, kerja-kerja keras yang akan dilakukan oleh teman-teman peneliti, profesor, dosen-dosen bersama seluruh mahasiswa untuk membuktikan bahwa benar kita menguasai sains dan teknologi dan benar sains dan teknologi itu bisa memberikan dampak lahirnya industri-industri berbasis sains dan teknologi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Brian menambahkan bahwa berbagai kolaborasi lintas sektor yang terwujud melalui KSTI berhasil melahirkan Peta Jalan Riset Nasional.

"Sehingga, penelitian-penelitian ke depan, kajian-kajian di perguruan tinggi itu bisa betul-betul menjawab tantangan atau permasalahan yang ada di industri yang ada di BUMN, di UMKM-UMKM maupun di pemerintahan," lanjutnya.

Melalui peta jalan yang terarah, Brian optimistis bahwa di masa depan, industri-industri berbasis sains dan teknologi bisa dilahirkan.

3. Sains bisa berdampak pada perekonomian

Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. (Dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Dengan kegiatan ini, Brian berharap nantinya bisa ada percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Kemudian, Indonesia juga memiliki kemampuan SDM unggul dan penguasaan sains teknologi untuk mampu mengelola sumber daya-sumber daya penting yang menguasai hajat hidup orang banyak untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat.

"Kita ingin menyamakan visi, berkontribusi, memajukan bangsa dan negara Indonesia," ujar Brian.

Editorial Team