Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kereta api melintas di jalur kereta. (Dok/Humas Daop 6 Yogyakarta)
Kereta api melintas di jalur kereta. (Dok/Humas Daop 6 Yogyakarta)

Intinya sih...

  • Arus perjalanan kereta belum normal, dengan antrean di sejumlah titik sekitar Cirebon akibat penyesuaian lintasan pascabencana.

  • Proses perbaikan di area terdampak masih berlangsung, dengan pemadatan tanah dan pembersihan drainase di kedua sisi jalur.

  • KAI menerapkan pola operasi darurat, menyediakan layanan shuttle menggunakan bus, dan pengembalian bea tiket secara penuh bagi penumpang yang tertunda.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Arus perjalanan kereta api di wilayah kerja Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon mulai berangsur normal pada Jumat (31/10/2025) setelah genangan air terjadi di jalur Semarang Tawang–Alastua surut, Jawa Tengah.

Jalur utama yang sempat lumpuh akibat terendam banjir kini kembali bisa dilintasi, meski dengan pembatasan kecepatan demi menjaga keselamatan perjalanan.

Menurut keterangan Manager Humas KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, pemulihan lintas dilakukan segera begitu kondisi air di petak jalur Km 2+300 hingga Km 4+500 menurun.

“Mulai tadi malam, lintas sudah kembali dapat dilewati oleh lokomotif konvensional setelah sebelumnya hanya bisa menggunakan lokomotif Diesel Hidrolik BB 304. Namun, kecepatan tetap dibatasi karena kami masih memantau kestabilan jalur,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).

1. Lintasan dibuka, kepadatan masih terasa

Salah satu sudut Balai Kota Depok yang berbatasan dengan jalur kereta rel listrik dan permukiman warga. (IDNTimes/Dicky)

Kendati jalur sudah dinyatakan aman untuk dilalui, arus perjalanan kereta belum sepenuhnya normal. Beberapa rangkaian dari arah barat maupun timur masih mengalami antrean di sejumlah titik sekitar Cirebon akibat penyesuaian lintasan pascabencana.

“Kepadatan perjalanan masih terjadi hingga pagi ini karena ada antrean dari kereta yang tertahan sejak malam,” jelas Muhibbuddin.

Ia menambahkan, pengaturan perjalanan dilakukan secara bertahap untuk mengurai penumpukan, sekaligus memastikan seluruh jadwal kembali sesuai pola operasi semula.

Petugas lapangan terus dikerahkan untuk memantau kondisi rel serta memastikan tidak ada lagi sisa genangan yang berpotensi mengganggu keamanan perjalanan.

“Keselamatan tetap menjadi prioritas utama sebelum kecepatan kereta dikembalikan seperti semula,” tegasnya.

2. Perbaikan jalur dan drainase terus diperkuat

Penampakan upaya perbaikan jalur kereta api terkena ambelasan di KM 206+0/2 petak jalur antara Gilas - Sepancar. (Dok. KAI Divre IV Tanjungkarang).

Meski lintasan sudah dapat dilewati, proses perbaikan di area terdampak masih berlangsung. KAI mengerahkan tim teknis untuk memperkuat struktur rel dan menstabilkan tanah di sekitar jalur.

“Pekerjaan lapangan mencakup penambahan lapisan balas, pemadatan tanah, hingga pembersihan drainase di kedua sisi jalur,” terang Muhibbuddin.

Ia menyebut, langkah ini penting agar lintasan benar-benar siap menahan beban operasi dengan kecepatan normal, terutama menghadapi intensitas hujan yang kembali meningkat.

Selain itu, KAI juga berkoordinasi dengan pihak terkait di wilayah Daop 4 Semarang untuk melakukan pemetaan risiko genangan baru.

Mitigasi dini, kata dia, menjadi fokus utama agar gangguan perjalanan tidak kembali terulang di musim hujan ini.

3. Operasi darurat dan kompensasi untuk penumpang

Pengerjaan amlesan jalur kereta api. (IDN Times/Istimewa)

Selama jalur belum sepenuhnya pulih, KAI sempat menerapkan pola operasi darurat dengan memutar sejumlah perjalanan melalui jalur selatan.

Beberapa perjalanan juga mengalami keterlambatan akibat perubahan arah lintasan tersebut.

Untuk meminimalkan dampak bagi pelanggan, KAI menyediakan layanan shuttle menggunakan bus menuju stasiun tujuan bagi penumpang yang perjalanannya tertunda.

Sementara itu, pelanggan yang memilih untuk membatalkan perjalanan diberikan pengembalian bea tiket secara penuh.

“Kami memahami situasi ini tidak mudah bagi pelanggan. Karena itu, seluruh kebijakan kompensasi dan alih moda dilakukan agar masyarakat tetap dapat melanjutkan perjalanan dengan aman dan nyaman,” ujar Muhibbuddin.

Editorial Team