Jumlah Penduduk Miskin di Jabar Turun Jadi 4 Juta Jiwa

Bandung, IDN Times - Angka kemiskinan di Indoensia menurun tahun ini. Penurunan tersebut juga terjadi di Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah orang miskin di Jabar pada awal 2020 mencapai 4 juta. Angka itu turun sekitar 190.500 orang terhadap Maret 2021, dan turun 183.7000 orang terhadap September 2021.
"Persentase Penduduk Miskin pada September 2021 sebesar 7,97 persen, turun 0,43 persen poin terhadap Maret 2021 dan turun 0,46 persen poin terhadap September 2020," dari data laman BPS Jabar dikutip, Selasa (18/1/2022).
1. Perlahan perekonomian mulai membaik

BPS Jabar mencaat, perbaikan jumlah masyarakat miskin disebabkan beberap faktor. Misalnya, pertiumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 naik sebesar 3,43 persen (year on year).
Angka ini jauh meningkat dibanding capaian triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 yang terkontraksi sebesar 4,01 persen (year on year). Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2021 terhadap triwulan III 2020 tumbuh sebesar 0,04 persen (year on year), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang terkontraksisebesar 4,29 persen.
"Kemudian laju inflasi selama periode September 2020 - September 2021, angka inflasi umum Jawa Barat tercatat sebesar 1,75 persen. Perubahan Persentase Setengah Penganggur Terjadi penurunan persentase Setengah Penganggur di Jawa Barat dalam periode yang sama, dari 10,31 persen pada Agustus 2020 menjadi 8,80 persen pada Agustus 2021," masih dari data BPS Jabar.
2. Tingkat pengangguran pun menurun

Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2021 sebesar 9,82 persen. Capaian ini turun 0,64 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020.
Sedangkan dari sisi perubahan pekerja informal pada Agustus 2021, sebanyak 54,61 persen bekerja pada kegiatan informal, turun 0,98 persen poin dibandingkan Agustus 2020.
3. Perbaikan kemiskinan lebih cepat di pedesaan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan kemiskinan di pedesaan turun lebih cepat dibanding di perkotaan.
"Artinya kalau pemerintah berupaya membangun pertanian atau membangun dari pinggiran itu sudah mulai terasa dampaknya karena kemiskinan di desa turunnya lebih cepat dibanding di perkotaan," kata Margo dalam Konferensi Pers Profil Kemiskinan di Indonesia, dikutip dari ANTARA.
Penurunan kemiskinan di daerah pedesaan yang lebih cepat dibanding perkotaan terlihat dari jumlah maupun persentasenya.
Pada periode Maret 2021–September 2021, ia mengungkapkan jumlah penduduk miskin di pedesaan turun sebesar 730 ribu orang, sedangkan di perkotaan turun sebesar 320 ribu orang.
Kendati demikian, Margo mengatakan disparitas kemiskinan di perkotaan dan di pedesaan masih cukup tinggi, yang terlihat dari tingginya angka kemiskinan di pedesaan dibanding dengan kota.