ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Kepala Divisi Infeksi KSM Anak RSHS Bandung Dr Djatnika Setiabudhi menjelaskan, penyakit DBD ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti di sekitar tempat induk nyamuk berkembang biak, seperti pada air yang tertampung di atas kaleng bekas, botol minuman, atau tempat penampungan lainnya.
Ketika seseorang yang sehat digigit, maka nyamuk itu akan mengisap darah dan virus itu akan masuk ke dalam tubuh yang digigitnya.
"Masa inkubasi 4-7 hari, jadi tidak digigit langsung demam. Perjalanan penyakit ini beberapa fase, pertama demam tinggi terus-terusan setiap hari, dan kalau diobati turun tapi nanti naik lagi," jelasnya.
Menurutnya, gejala awal orang yang terkena penyakit DBD ini bisa terlihat nyeri kepala, sendi dan badan, kemudian mual, muntah, dan nafsu makan berkurang.
"Dalam fase kritis, banyak orang yang terjadi pembuluh darah cairannya keluar dari tubuh, menyebabkan darah kental kemudian shock, bisa mengakibatkan kematian. Hal ini bisa terjadi pada hari keempat hingga keenam," terangnya.
Masa kritis, lanjutnya, bersamaan dengan suhu tubuh yang turun dan hal ini biasa dianggap demamnya turun, padahal ada dua kemungkinan ketika hal itu terjadi.
"Satu bisa saja sembuh atau sebaliknya terjadinya masa kritis. Bedanya kalau suhunya turun kondisi anaknya membaik, tapi kalau lebih lemas, nyeri perut, muntah-muntah, itu hati-hati harus segera ke IGD," tuturnya.
Karenanya, masyarakat harus mewaspadai apabila mengalami demam lebih dari dua hari. "Bisa saja terkena demam berdarah," katanya.