ilustrasi membaca di handphone (pixabay.com/tungart7)
Kejadian ini juga memicu perdebatan di media sosial, di mana beberapa warganet menilai tindakan PRMPC sebagai langkah yang berlebihan.
"Takut ketuker ketuker rejeki lu? Culun amat," tulis komentar @fian.a.pratomo dalam unggahan Instagram Fakta Jakarta.
"Seharusnya kasih harga yang sesuai. Bisa jadi itu bahannya murahan," kata @juansebastian.
Kasus ini masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat Cirebon. Beberapa pihak berharap adanya regulasi atau standar etika dalam penetapan harga di sektor kuliner untuk menghindari kasus serupa di masa depan.
Di sisi lain, konsumen berharap pengusaha kuliner tetap memiliki kebebasan dalam menetapkan harga, khususnya bagi kalangan yang ingin menawarkan produk dengan harga lebih terjangkau.
Hingga saat ini, belum ada tindak lanjut resmi dari pemerintah setempat mengenai kasus ini. Namun, beberapa pengusaha berharap adanya aturan yang jelas terkait penetapan harga dan persaingan bisnis yang adil agar semua pihak, baik pengusaha maupun konsumen, mendapatkan keuntungan dari persaingan pasar yang sehat.