Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-06-05 at 6.55.48 AM.jpeg
Tiba di Arafah, Ribuan Jemaah Haji Tak Dapat Tenda. (IDN Times/Yogi Pasha)

Intinya sih...

  • Jemaah keluhkan pengaturan jadwal dan penempatan tenda semrawut

  • Peninjauan Amirul Hajj ke tenda Arafah hanya ceremonial

  • Ratusan jemaah belum terangkut bus menuju Arafah dan tidak dapat makan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makkah, IDN Times - Ribuan jemaah haji Indonesia sudah tiba di Arafah. Jemaah mulai bergerak sejak pagi sekitar pukul 07.30 WAS dari masing-masing hotel dan diberangkatkan dengan menggunakan bus dan diantar menuju maktab di Arafah sesuai syarikah.

Namun, hingga malam, banyak jemaah yang tertidur di sejumlah taman dan selasar di sekitar tenda. Hampir sebagian besar tenda yang seharusnya untuk kloter tertentu sudah terisi oleh jemaah dari rombongan lain.

Akibatnya, ribuaan jemaah terlihat terlantar tanpa bisa tidur dan beristirahat di dalam tenda.

"Ya, kami terpaksa memanfaatkan taman ini saja untuk duduk dan beristirahat. Tenda semua sudah penuh diisi dari kelompok lain," ujar Jemaah asal Kota Bandung, Kloter 7, Embarkasi Bekasi(JKS).

2. Peninjauan Amirul Hajj ke tenda Arafah hanya seremonial

Kekacauan penempatan dan pengaturan lokasi tenda di Arafah terus mendapat komentar pedas dari jemaah. Sejumlah nama akun di platform Kawal Haji memperlihatkan kondisi jemaah yang telantar tidak mendapatkan tenda di Arafah.

Bahkan, dalam satu tenda dapat menampung melebihi kapasitas yang seharusnya.

"Amirull hajj hanya seremonial. Tidak memberikan perubahan. Banyak jemaah yang tidur di luar tenda," kata dia.

Namun, kata dia, kondisi yang dialami banyak jemaah Indonesia ini semoga akan menjadi amal ibadah mereka selama di Arafah.

1. Jemaah keluhkan pengaturan jadwal dan penempatan tenda semrawut

Tiba di Arafah, Ribuan Jemaah Haji Tak Dapat Tenda. (IDN Times/Yogi Pasha)

Jemaah asal Indonesia mengeluhkan kesemerawutan jadwal dan penempatan di tenda Arafah. Sebagian dari jemaah ini mengeluhkan seperti penempatan hotel di Makkah. Seharusnya, jika sudah diatur dan ditentukan oleh syarikah diyakini tidak akan ada ribuan jemaah yang telantar tanpa tempat tidur dan tenda.

"Ini lebih parah saat di Makkah yang kekurangan 1.500 tempat tidur. Sepertinya di sini jumlahnyai lebih dari jumlah di Makkah. Karena sangat semerawut," kata Ahmad jemaah asal Kabupaten Bekasi kloter 50, Embarkasi Jakarta (JKT).

2. Peninjauan Amirul Hajj ke tenda Arafah hanya ceremonial

Tiba di Arafah, Ribuan Jemaah Haji Tak Dapat Tenda. (IDN Times/Yogi Pasha)

Kekacauan penempatan dan pengaturan lokasi tenda di Arafah terus mendapat komentar pedas dari jemaah. Sejumlah nama akun di platform Kawal Haji memperlihatkan kondisi jemaah yang terlantar tidak mendapatkan tenda di Arafah.

Bahkan, dalam satu tenda dapat menampung melebihi kapasitas yang seharusnya.

"Amirull hajj hanya ceremonial. Tidak memberikan perubahan. Banyak jemaah yang tidur di luar tenda," kata dia.

Namun, kata dia, kondisi yang dialami banyak jemaah Indonesia ini semoga akan menjadi amal ibadah mereka selama di Arafah.

3. Ratusan jemaah belum terangkut bus menuju Arafah dan tidak dapat makan

Tiba di Arafah, Ribuan Jemaah Haji Tak Dapat Tenda. (IDN Times/Yogi Pasha)

Selain persoalan jemaah tidak tertampung di tenda, ratusan jemaah Indonesia juga masih terpantau berada di hotel masing-masing. Mereka belum herhasil terangkut bus hingga pukul 02.19 WAS.

Akun atas nama Fatimah Hatta menuliskan kondisi jemaah dari BPN 12 yang berada di sektor 7, Kota Makkah belum terangkut dan terdorong menuju Arafah hingga pukul 02.19 WAS.

Selain belum terangkut ke Arafah, ratusan jemaah juga dilaporkan belum mendapatkan jatah makan malam. Seharusnya, jemaah yang sudah tiba di tenda Arafah mendapatkan jatah makan. Tetapi, beberapa jemaah yang sudah tiba sejak siang, mereka belum juga mendapatkan konsumsi makan hingga malam hari.

"Kami dari Kafilah 91 jumlah 390 jemaah dari siang sampai malam belum dapat makan," ujar Yiyin Resa Prisandi.

Editorial Team