IDN Times/Gregorius Aryodamar P
Cessna jelas bukan barang murah, tapi Susi begitu yakin bahwa dengan memiliki montor mabur usahanya akan berkembang pesat. Maka, sejak 1999, Susi sudah memberanikan diri mendatangi sejumlah kantor bank untuk mengutarakan maksud meminjam uang.
Tapi penolakan—beberapa bernada seperti olokan—yang ia terima. “Boro-boro dapat pinjaman, eh saya malah dianggap enggak waras,” tutur Susi.
Berbagai penolakan itu ditelan Susi mentah-mentah. Lagian, kata dia, bank mana yang mau meminjamkan duit pada seorang perempuan yang cuma berbekal ijazah SMP? Apalagi jika petinggi bank mendengar alasan Susi meminjam uang: membeli pesawat untuk mengangkut ikan. Terdengar konyol, bukan?
“Kami (Susi dan Christian, suaminya ketika itu) mulai masukin bussines plan ke perbankan pada 2000, tapi nggak laku. Diketawain sama orang bank dan dianggap gila. Mau beli pesawat USD2 juta, bagaimana kan sama udang bisa bayar?” katanya.
Berbagai penolakan tak membuatnya berhenti berupaya memiliki Cessna. Usaha tersebut baru berbuah manis pada 2004, seiring dengan kepercayaan Bank Mandiri memberi pinjaman sebesar 4,7 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp47 miliar) untuk membangun landasan dan membeli dua pesawat Cessna Grand Caravan.
Pada titik inilah Susi menjadi yang ia inginkan. Ia menjelma menjadi pengusaha terkenal di Indonesia, meski banyak petinggi bank tetap menjulukinya sebagai “Si Gila dari Pangandaran”.
Berbagai prestasi Susi membuat Jokowi kepincut untuk memintanya menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan selama 2014-2019. Beberapa hari setelah dilantik menjadi menteri, Jokowi menulis komentarnya tentang Susi di Facebook sebagai jawaban akan kontroversi penunjukkan Menteri Kelautan dan Perikanan.
"Saya jawab enteng saja, "Ya, Saya memang butuh orang 'gila' untuk melakukan terobosan". Lalu Bu Susi Tertawa," tulis Jokowi dalam komentar Facebook-nya.
Susi memang memilih untuk tidak sekolah, tapi tetap menjalankan komitmennya dengan tepat. Hingga saat ini, Susi tidak pernah menyesali keputusannya berhenti sekolah, meski sadar bahwa meninggalkan pendidikan adalah sebuah kesalahan.