Bandung, IDN Times - Sebagai ibukota administratif Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung nyatanya belum bisa keluar dari persoalan sanitasi, salah satunya warga masih banyak yang buang air besar sembarangan. Pemkot Bandung sendiri mengklaim bahwa 100 persen kelurahan dari total 151 sudah bebas dari buang air besar sembarangan (ODF). Namun, faktarnya permasalahan tersebut masih ada di lapangan.
Di Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung misalnya, sekitar 50 persen warganya belum bebas dari ODF. Itu disebabkan tidak semua rumah warga mempunyai septic tank, sehingga buangan dari toilet langsung diarahkan ke sungai.
Lurah Pajajaran, Paridi mengatakan, pada 2019 dari 19 ribu warga yang tinggal di kawasan ini 85 persennya masih memanfaatkan sungai untuk membuang limbah kotoran dari rumah. Itu disebabkan karena pembangunan septic tank tidak dimungkinkan di bangun di kawasan pemukiman padat penduduk.
"Jadi sebelum ada program ODF ini pembungan (kotorang) masih sembarangan ke sungai," kata Paridi kepada IDN Times, Rabu (28/6/2023).
Meski demikian, perlahan tapi pasti persoalan ini coba dipecahkan dengan banyaknya bantuan pembangunan toilet komunal baik dari dana pemerintah maupun bantuan perusahaan swasta. Hasilnya, jumlah warga yang buang air sembarangan langsung ke sungai berkurang.
Berdasarkan data Kelurahan Pajajaran, pada 2021 terdapat 6.796 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal dan hanya ada 1.264 KK atau 24,9 persen saja yang memiliki jamban dengan septic tank sendiri. Sementara sisanya, sebanyak 5.532 KK atau 75,1 persen belum memiliki tempat pembuangan kotoran yang layak.
Salah satu rukun warga (RW) dengan tingkat open defecation tinggi adalah RW 06. Dari 1.055 KK yang ada, hanya 67 (6,4 persen) yang memiliki jamban sehat. Sementara 988 KK atau sebanyak 93,6 persen masih buang air besar sembarangan ke sungai.
Bantuan pembangunan WC komunal dan tempat mandi juga diberikan oleh BRI. Perusahaan plat merah ini membangun sarana tersebut untuk membantu masyarakat agar tidak buang air besar sembarangan.
"Selama ini sering digunakan warga. Jadi banyak warga mandi, mencuci, dan BAB di fasiltas ini. Kotoran yang masuk ke sungai juga jadi berkurang," ujar Paridi.