Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi banjir (IDN Times/Esti Suryani)
Ilustrasi banjir (IDN Times/Esti Suryani)

Intinya sih...

  • Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan status siaga bencana dari 15 September 2025-30 April 2026.

  • 27 daerah di Jabar diminta untuk melakukan langkah antisipasi terjadinya bencana alam guna meminimalisir dampak yang terjadi.

  • Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat mengimbau agar pemerintah kabupaten dan kota mulai menguatkan mitigasi di titik rawan bencana alam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan status siaga bencana dari 15 September 2025-30 April 2026. Sejumlah daerah diminta mulai melakukan langkah antisipasi terjadinya bencana guna meminimalisir dampak yang terjadi.

Dari 27 daerah yang ada di Jabar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyebutkan wilayah paling rawan diterpa bencana alam ada di bagian selatan.

"(Paling rawan) mayoritas memang Kabupaten Bogor gitu ya, Kabupaten Sukabumi, Ciamis yang bagian selatan, tapi ada juga yang di wilayah tengah seperti Kabupaten Bandung Barat, di Karawang juga sama. Memang Jawa Barat semuanya daerah rawan bencana," ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun, Rabu (29/10/2025).

1. Seluruh wilayah Jabar paling berpotensi terjadi bencana alam

Ilustrasi banjir (IDN Times/Arief Rachman)

Dengan kondisi geografis yang cenderung memiliki banyak pegunungan, Teten mengungkapkan, Jabar paling berpotensi mengalami bencana alam. Meski begitu, dia memastikan hal tersebut merupakan tantangan tersendiri, bukan sebuah ancaman.

"Tantangan, saya bilang, bukan ancaman ya, tantangan, yang harus kita lakukan perbaikan," ucapnya.

Disinggung mengenai persiapan anggaran untuk penanganan kebencanaan, Teten memastikan sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, tidak hanya mengandalkan dari APBD saja.

"Angaran cukup, karena kami juga tidak hanya mengandalkan akan APBD prinsipnya. Kami juga mengadakan multi-stakeholders ya, kami punya cluster logistik, isinya dari teman-teman BUMN dan BUMD yang support termasuk Baznas segala macam," tuturnya.

2. Masyarakat diminta sudah harus mulai waspada

ilustrasi banjir (freepik.com/freepik)

Dengan sudah ditetapkannya status kebencanaan, BPBD Provinsi Jabar mengimbau, agar pemerintah kabupaten dan kota sudah mulai menguatkan mitigasi di beberapa titik yang kerap kali terjadi bencana alam seperti banjir, longsor, dan juga lainnya.

"Bencana itu sebetulnya tidak bisa kita hindari ya. Jadi, yang penting intinya kami harus melakukan kesiapsiagaan terhadap bencana, masyarakat perlu mengetahui ini kondisi di daerah dia seperti apa, potensi bencana yang ada di apa," katanya.

3. Jangan panik ikuti arahan petugas dan rambu-rambu keselamatan

ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)

Kemudian, masyarakat juga diminta tidak panik saat terjadinya peristiwa bencana alam, dan tetap memperhatikan anjuran rambu bahaya di daerah masing-masing. Dengan mengikuti rambu keselamatan, dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi.

"Tetap waspada, jangan panik. Cek jalur evakuasi ketika terjadi bencana. Sudah tetapkan jalur evakuasi dan jalur kumpul yang biasanya sudah ditetapkan oleh teman-teman di kewilayahan begitu. Kecamatan, desa maupun kelurahan, RT, RW sudah sudah ada," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung telah mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang dalam waktu satu pekan ke depan.

"Saat ini sebagian besar Jawa Barat sudah memasuki musim hujan, kecuali sebagian kecil bagian utara masih dalam masa peralihan," terang Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, dalam keterangan resminya, Senin (27/10/2025).

BMKG Stasiun Geofisika Bandung mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan yang dapat berdampak terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

"Tetap waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat dalam durasi singkat dan skala lokal yang dapat disertai petir dan angin kencang antara siang, sore atau malam hari yang dapat berdampak genangan, banjir dan tanah longsor," kata Teguh.

Editorial Team