Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Fenomena kedip listrik sering terjadi dalam sistem kelistrikan dalam jangkauan waktu tiga sampai 30 sirkuit listrik dan akan memicu pernasalahan di industri. Fenomena tersebut bagian persoalan power quality di dalam sistem tenaga listrik. Beberapa mitigasi untuk mengatasi persoalan ini telah banyak dilakukan, di antaranya menggunakan D-Statcom, DRUPS, UPS (Uninterruptible Power Supply), dan teknologi terkini bernama DVR (Dynamic Voltage Restorer).

PT CHINT Indonesia dan Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI-ITB pun menjalin kerja sama kemitraan melalui pemberian seperangkat peralatan DVR yang akan diuji dan ditempatkan di Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB. 

Dekan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Tutun Juhana menuturkan, kerja sama awal yang telah dilakukan antara Laboratorium Sistem Tenaga STEI ITB dengan PT CHINT Indonesia terkait peralatan DVR, meliputi beberapa simulasi dalam menggunakan software untuk meningkatkan performance dari DVR. Dari beberapa simulasi yang dilakukan, diperoleh hasil signifikan yang mampu mengoptimalisasi performance dari DVR tersebut.

"Peralatan DVR yang dihibahkan ke Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB ini telah melalui beberapa uji simulasi sehingga kolaborasi antara PT CHINT Indonesia dan Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB telah terwujud dengan baik," ujar Tutun, Rabu (21/8/2024).

1. Peralatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa

IDN Times/Istimewa

Tutun menjelaskan, DVR memiliki fungsi yang mirip dengan UPS, namun DVR unggul dalam mendeteksi dan menstabilkan kedip tegangan dalam waktu 0,002 detik tanpa perlu menggunakan baterai secara terus menerus. Bagi mahasiswa, terutama yang belajar di bidang teknik elektro dan energi, peralatan DVR menawarkan kesempatan untuk memahami dan mengaplikasikan konsep kelistrikan dalam situasi nyata.

Kehadiran DVR di laboratorium universitas mempermudah mahasiswa dalam mempelajari bagaimana perangkat ini bekerja untuk mengatasi gangguan tegangan, seperti fenomena kedip yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik.

"Pemahaman ini akan memperkaya pengetahuan dan wawasan teknis mahasiswa. Jadi, mereka akan lebih mudah beradaptasi dan berkontribusi dalam berbagai proyek yang melibatkan manajemen kualitas daya listrik," katanya.

2. Alat ini bisa memberikan dampak baik bagi perindustrian dalam negeri

ilustrasi teknik industri (pexels.com/Anamul Rezwan)

Ketua Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB, Nanang Hariyanto mengatakan, ketahanan terhadap kedip tegangan pada sistem tenaga listrik dalam industri, seperti industri manufaktur, kesehatan, pangan, otomotif, dan sektor lainnya sangat bergantung pada pasokan listrik yang stabil dan andal. Pasokan listrik yang tidak terganggu pada aspek power quality menjadi kunci untuk menjaga kelancaran operasional manufaktur atau produksi selama 24 jam sehari.

"Fenomena kedip ini memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bisa dimitigasi dengan menggunakan perangkat DVR. Alat ini bekerja dengan menginjeksikan tegangan ke dalam sistem untuk mengkompensasi setiap gangguan yang mempengaruhi tegangan beban, sehingga kedip tidak mengganggu proses produksi atau merusak peralatan," ujar Nanang.

3. DVR bisa lebih bermanfaat dalam jangka panjang

Pabrik GAC R&D di Guangzhou, China. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Sementara itu, Direktur PT CHINT Indonesia, Ace Chang mengatakan, perusahaan senantiasa berinovasi untuk meningkatkan kualitas listrik di Indonesia. Ace Chang menegaskan bahwa pihaknya berkesempatan melakukan riset bersama untuk mengaplikasikan teknologi di Indonesia. Mereka berharap, mahasiswa Teknik Tenaga Listrik STEI ITB dapat melakukan penelitian dengan perangkat DVR sehingga dapat memitigasi persoalan listrik di Indonesia.

Dia menambahkan perangkat DVR merupakan solusi yang lebih hijau dan ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan baterai sehingga tidak harus memikirkan pengolahan limbah baterai.

"DVR dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, yakni sebanyak 100 ribu cycle atau kurang lebih 15 tahun dibandingkan baterai yang pada umumnya harus diganti dalam kurun 3-5 tahun pemakaian," kata Daniel.

Editorial Team