Mural bahaya pinjaman online (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI, Prof. Amir Machmud mengatakan, banyaknya mahasiswa yang terjerat pinjol bisa jadi karena minimnya literasi digital. Sehingga, mahasiswa tidak berpikir panjang dalam melakukan pinjaman online.
"Karena liternasi finansial kalangan mahasiswa masih rendah. Solusinya peningkatan literasi dan ini tentu harus memberikan literasi lebih baik tentang bagaimana dampak pinjol," ujar Amir.
Setahunya, kasus mahasiswa IPB yang terjerat pinjol ialah disebabkan oleh jeratab investasi bodong. Padahal, niat peminjaman dari mahasiswa sudah bagus untuk berinvestasi. Hanya saja, dengan minimnya literasi digital, mahasiswa akhirnya terjerat pinjaman yang berbunga.
"Jadi ingin cepat dan instan, itu karakter generasi muda kita. Mau cepet, makanya minjem dan akhirnya tertipu," ucapnya.
Mahasiswa seharusnya bisa lebih banyak mendapatkan literasi finansial dari kampusnya. Sebab, hal ini bisa menekan terjadinya kasus pinjol di kalangan mahasiswa.
"Semua berawal dari uang, jadi kita dikendalikan oleh uang, harusnya uang yang kita kendalikan. Harus berpikir prioritas dan apa adanya, jadi kalau bukan kebutuhan jangan diprioritaskan. Peningkatan literasi finansial juga perlu," kata dia.