IDN Times/Debbie Sutrisno
Meski panen raya tidak sesuai waktunya dan harga beras terus naik, Bulog Jabar memastikan stok di gudang mencukupi bagi masyarakat hingga Ramadan dan Idul Fitri. Merespons langkanya beras medium dan premium di berbagai tempat, Bulog Jabar akan terus mendistribusikan stok beras ke pasaran.
Hal tersebut, sesuai dengan perintah dari Kantor Pusat dalam menyikapi kondisi perberasan saat ini. Saat ini, stok beras di Perum Bulog Kanwil Jabar, sebanyak 133 ribu ton. Diperkirakan, akan cukup untuk kebutuhan selama Ramadhan sampai dengan hari Raya Idul Fitri atau lebaran.
“Stok beras yang dikuasai oleh Bulog Jabar sebesar 93 ribu ton dan dalam perjalanan ada sebanyak 40rb ton, jadi total stok Beras di Bulog di Jawa Barat akan mencapai 133rb Ton," ujar Pemimpin Wilayah Bulog Jabar M Attar Rizal.
Stok ini, kata dia, akan digunakan untuk kegiatan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) baik untuk pasar tradisional maupun retail modern, untuk kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) serta untuk penyaluran Bantuan Pangan, dan stabilisasi Beras Premium melalui pola pengalihan.
“Untuk Bantuan Pangan ini sementara dihentikan dahulu penyaluran/distribusinya dari tanggal 8 Februari kemarin hingga 14 Februari 2024, atau sampai dengan Pelaksanaan Pemungutan Suara nanti. Setelah pemilu penyaluran Bantuan Pangan akan kembali kita teruskan,” kata Attar.
Tahun 2024 ini, kata dia, Perum Bulog Kanwil Jabar akan menyalurkan Bantuan Pangan sebanyak 44 ribu ton per bulan. Menurut Attar , dari awal Januari kemarin pihaknya sudah menggelontorkan sebanyak 17 ribu ton beras SPHP ke pasar-pasar, baik tradisional maupun modern.
Attar mengatakan, suplai ke pasar tradisional dilakukan minimal sepekan sekali. Untuk retail modern pun Bulog memasok sesuai dengan PO yang diajukan oleh retail modern. Bulog Jabar, mengirimkan ke Distribution Center retail modern tersebut dan pengiriman dari Distribution Center ke toko-toko retail tersebut.
“Selain dari Impor melalui pelabuhan patimban dan tanjung priok yang akan terus berlangsung, pasokan beras dari dalam negeri akan kami optimalkan pada masa panen nanti. Untuk wilayah Jawa Barat panen diperkirakan di bulan April hingga Mei Nanti, masa panen ini mundur karena kekeringan dampak elnino, stok kita akan terus terisi” papar Attar.
Satgas Pangan bersama Bulog dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional Kosambi dan toko swalayan. Sidak ini untuk memastikan beras di Bulog yang disalurkan sudah sampai di para pedagang dan bisa dibeli oleh masyarakat.
Kepala Satgas Pangan Polda Jabar, Kombes Pol Deni Okvianto mengatakan, dari pantauan yang dilakukan dipastikan beras dari Bulog ukurang lima kilogram (kg) dengan merek SPHP sudah ada di pasaran baik yang tradisional maupun swalayan. Meski demikian, ada pembatasan pembelian agar semua masyarakat bisa membelinya.
"Kita sudah lihat ada dan harganya sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi). Ketersediaan cukup dan kepada masyarakat tidak panik untuk membeli karena memang kebijakannya dibatasi untuk pembelian satu orang satu beras," kata Deni.
Meski demikian, Deni menyebut bahwa ketersediaan beras Bulog belum ada di seluruh minimarket seperti Indomaret atau Alfamart. Keberadaan beras di toko tersebut masih tergantung dari distributor utama yang bekerjasama langsung dengan Bulog pusat di Jakarta.Pembatasn pendistribusian pun dilakukan agar tidak ada pihak yang melakukan pembelian dalam jumlah besar di swalayan untuk kemudian diperjualbelikan kembali.
Sehingga ketersediaan beras di pasaran masih aman dan harga pun sesuai dengan harapan dari pemerintah.Deni menuturkan, Satgas Pangan Polda Jabar ke depan akan mendorong agar pihak distributor bisa menyimpan beras Bulog ke seluruh minimarket mulai dari pusat perkotaan hingga pedesaan yang di sana ada swalayan terkecil.
"Dari Satgas Pangan akan lebih aktif lagi agar bisa mengintervensi ke sana (distributor). Ayo dorong lagi ada warga di pesisir agar bisa tertutupi (terpenuhi kebutuhan berasnya)," kata Deni.