Hasil Survei Rendah, PPP Jabar Tetap Bergerak Menangkan Pasangan ASIH
Majalengka, IDN Times - Hasil beberapa lembaga survei masih menempatkan pasangan calon (Paslon) Dedi Mulyadi- Erwan Setiawan di posisi pertama. Menyikapi hasil lembaga survei tersebut tim Paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie (ASIH) menanggapinya secara santai.
Ketua Plt DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jabar Pepep Saepul Hidayat mengatakan, bagi tim ASIH, hasil survei akan menjadi pijakan untuk melakukan langkah-langkah tertentu.
"Hasil survei, kami jadikan sebagai salah satu referensi untuk terus melakukan penggalangan, sosialisasi, dan tentu harapan bisa memperoleh kepercayaan dari masyarakat," kata Pepep
1. Yang penting hasil akhir unggul
Disinggung terkait target suara di Kabupaten Majalengka, Pepep menjelaskan, tidak mau muluk-muluk. Ditegaskannya, tim Paslon nomor urut 3 saat ini fokus untuk memenangkan Pilkada 27 November mendatang.
"Memang kami tidak target muluk-muluk. Yang penting lebih banyak dari kandat lain," papar dia.
Untuk mewujudkan hal itu, Pepep mengaku, 'mesin' partai pengusung sudah melakukan langkah-langkah tertentu.
"Dari semua struktur partai sudah berkonsolidasi, sudah merapikan barisan untuk memetakan di mana basis-basis yang bisa diajak untuk bersama-sama menjadikan Syaikhu jadi gubernur 2025-2030," jelas Pepep.
"Ya kami tidak ngomong persentase, tapi ngomong menjadi tertinggi sendiri diantara yang empat," ujar dia.
2. ASIH, paslon paket lengkap untuk Jabar
Pepep menjelaskan, ada alasan kuat mengapa PPP menjatuhkan pilihan kepada paslon ASIH. Dua sosok itu, kata dia, merupakan perpaduan tepat untuk membawa Jabar di masa yang akan datang.
"Ya, salah satu alasan P3 mengusung Pak Syaikhu-Ilham Habibie itu karena kami melihat di dua sosok ini ada perpaduan kepemimpinan memiliki keteladanan. Memiliki tingkat ketaatan, pemahaman, ketakwaan yang baik," jelas Pepep.
"Di satu sisi Pak Ilham sebagai anak dari BJ Habibie tentu memiliki imajinasi dan harapan yang bisa menginspirasi masyarakat Jawa Barat dari sisi penerapan teknologi dan berkemajuan dengan berbasis itu," lanjut mantan anggota DPRD Jabar itu.
3. Jabar ke depan harus memiliki keteladanan
Ditegaskan Pepep, saat ini, Jabar memiliki permasalahan di tengah pesatnya pembangunan. Kondisi itu, kata dia, dibutuhkan sosok pemimpin yang bisa menjadi teladan.
"Ya Jawa Barat di tengah persoalan pertumbuhan ekonomi yang pesat, jumlah penduduk yang banyak, tetapi masyarakat Jawa Barat pun hari ini dihadapkan pada situasi kepemimpinan yang memang harus memberikan teladan dari sisi religius, keagamaan khususnya umat Islam," ungkap dia.
"Jadi makanya kan menjadi anomali ketika Jawa Barat menjadi daerah yang jumlah penduduknya besar, pesantren-pesantren juga banyak yang besar di Jawa Barat, tetapi tingkat sebut saja sebuah kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan agama juga relatif masih tinggi," tambah dia.
Mengingat hal itu, Pepep kembali menegaskan, Jawa Barat ke depan membutuhkan sosok pemimpin yang bisa memberikan keteladanan dan moralitas.
"Ini menjadi sebuah persoalan, kenapa? Karena kepemimpinan itu bukan hanya saja bicara tentang persoalan ekonomi, tetapi bicara tentang keteladanan dan moralitas," tegas dia.
