Bandung, IDN Times – Pemerintah Indonesia mengklaim bahwa permasalahan gizi bagi masyarakatnya bergeser ke arah yang lebih baik bila merujuk hasil Riskesdas 2018 tentang prevalensi balita kurang gizi, stunting, dan gizi menurun.
Namun, dalam perjalanannya, kekurangan gizi di usia remaja masih terjadi, di antaranya ialah anemia. Indikator satu ini agak berbeda, karena berdampak dalam hitungan jangka pendek di kehidupan sehari-hari seperti misalnya dalam belajar dan beraktivitas, dan dampak jangka panjang untuk generasi selanjutnya.
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Dhian P. Dipo mengatakan, upaya mencegah anemia erat kaitannya dengan asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Data Susenas pada 2015 hingga 2019 memperlihatkan perbaikan pola konsumsi penduduk, di mana terdapat peningkatan asupan energi dan protein masyarakat.