Meutya menyinggung pentingnya menjaga kedaulatan ekosistem digital di tengah situasi geopolitik global yang begitu dinamis. Kedaulatan ekosistem digital menurutnya cerminan kekuatan pertahanan nasional.
“Dalam pertikaian beberapa negara di era ini, salah satu yang ditargetkan untuk lumpuh ketika situasi perang adalah infrastruktur telekomunikasi,” bebernya.
Pada upacara itu, Meutya turut menyoroti pengembangan industri pos. Pada Kongres Universal Postal Union (UPU) ke-28 di Dubai, Indonesia terpilih sebagai 5 anggota Council of Administration dan Postal Operations Council, yang berpeluang memperkuat posisi Indonesia dalam transformasi sektor pos dunia.
Dia berharap PT Pos Indonesia semakin adaptif terhadap modernisasi teknologi. “Industri pos harus dikelola dengan standar keamanan tinggi, modernisasi teknologi, dan keberpihakan pada kepentingan nasional,” pungkasnya.
Upacara bendera di halaman kantor PT Pos Indonesia menjadi puncak rangkaian kegiatan peringatan Harbak Postel ke-80 tahun yang berlangsung sejak Juli 2025. Upacara puncak dipromotori oleh Indotelko Group bersama Kementerian Komdigi, PT Pos Indonesia, bersama sejumlah entitas operator digital dan telekomunikasi nasional.
Sebagai informasi, Hari Bhakti Postel setiap tahun digelar untuk memperingati perjuangan para Angkatan Muda Pos, Telegraf, dan Telepon merebut Kantor Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) di Bandung dari penjajah Jepang pada 27 September 1945. Setelah itu, telegram pertama tentang Kemerdekaan Indonesia disebarkan ke dunia.