Dok. Humas Pemkot Bandung
Sebagai perbandingan, Kabupaten Kuningan telah lebih dulu menggelar Gerakan Pangan Murah dalam rangka menekan laju inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan selama Ramadan dan menjelang Lebaran.
Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, menyatakan pemerintah daerah berkomitmen untuk memperbanyak titik pasar murah agar masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga lebih rendah dibandingkan harga pasaran.
"Kami ingin memastikan masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa terbebani kenaikan harga. Oleh karena itu, program Gerakan Pangan Murah ini kami lakukan di 15 desa dan akan terus diperluas agar dampaknya bisa dirasakan lebih banyak orang," ujar Dian.
Dalam program ini, berbagai bahan pangan dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan harga di pasar tradisional. Misalnya, beras dijual seharga Rp11.500 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran yang berkisar antara Rp13.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Daging sapi ditawarkan seharga Rp105.000 per kilogram, sementara bawang putih dijual Rp40.000 per kilogram dan bawang merah Rp36.000 per kilogram.
Minyak goreng tersedia dengan harga Rp17.500 per liter, kentang dijual Rp15.000 per kilogram, dan tomat Rp4.000 per 500 gram. Untuk komoditas cabai, harga cabai rawit dipatok Rp10.000 per 200 gram, sedangkan cabai merah Rp13.000 per 100 gram.
Sementara itu, tepung terigu dijual Rp9.000 per kilogram, gula pasir Rp16.000 per kilogram, telur ayam Rp26.000 per kilogram, dan tepung tapioka Rp5.000 per 500 gram.
Harga-harga ini jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran, sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok mereka dengan biaya yang lebih ringan.
Dian menambahkan, program ini tidak lepas dari kerja sama antara pemerintah daerah, Bulog, dan distributor pangan. Dengan memastikan pasokan tetap stabil, diharapkan harga pangan di pasaran tidak melonjak terlalu tinggi.
"Kami memilih lokasi pasar murah berdasarkan kajian terhadap wilayah yang memiliki ketahanan pangan rendah. Fokus utama kami adalah menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan," ujarnya.
Program ini disambut baik oleh warga Kabupaten Kuningan yang merasa sangat terbantu dengan adanya pasar murah.
Feny (30), seorang ibu rumah tangga dari Desa Pasawahan, mengungkapkan bahwa selisih harga yang cukup besar di pasar murah membuatnya bisa menghemat pengeluaran rumah tangga.
"Harga beras di sini lebih murah dibandingkan dengan harga di warung. Selisihnya lumayan, jadi uangnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain," katanya.
Dia berharap program serupa bisa dilakukan lebih sering, terutama di saat harga-harga kebutuhan pokok mulai naik menjelang perayaan besar seperti Lebaran.