Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250714_111659.jpg
MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Sekolah Rakyat meringankan beban keluarga dengan fasilitas gratis

  • Asrama dianggap nyaman oleh para siswa untuk belajar dan berinteraksi

  • Dukungan orangtua terhadap program sekolah gratis yang membentuk karakter siswa

Bandung, IDN Times - 100 siswa telah ikut dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Poltekesos, Kota Bandung. Mereka mendapatkan arahan dari Menteri Sosial secara langsung melalui webinar. Setelah itu mereka juga mendapatkan tes kesehatan termasuk DNA untuk menggali lebih dalam minat, bakat, dan potensi (talenta).

Sejumlah siswa pun tampak ceria bisa masuk ke sekolah ini. Salah satunya adalah Jagad Bachtiar, siswa dari SMP 21 yang sekarang masuk ke sekolah rakyat. Dia sudah melihat kamar yang akan ditempati untuk asrama yang bisa dihuni dua hingga empat orang.

"Gak bisa pulang gak apa-apa. Saya juga senang, malah saya yang minta masuk ke sini," kata Jagad ditemui di SR Poltekesos, Senin (14/7/2025).

1. Sangat membantu meringankan beban keluarga

MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, sekolah seperti ini sangat membantu meringanka beban keluarga karena memang perekonomiannya kurang baik. Dengan sekolah di sini, dia tidak harus menyiapkan berbagai kebutuhan sekolah, yang mana justru dipersiapkan oleh pemerintah.

Keberadannya di sekolah rakyat pun diharap bisa menjadi jalan untuk Jagad bekerja di tempat baik kemudian hari. Bahkan dia bercita-cita bisa bekerja di luar negeri.

"Harapan masa depan ini ingin depat di luar negeri biar bisa membahagiakan orangtua," kata dia.

2. Asrama dinilai nyaman untuk para siswa

Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sementara itu, siswa lainnya Edina mengatakan bahwa dia sudah mengecek langsung asrama yang akan ditemani. Ruangannya sangat nyaman karena kasur dan lemarinya pun baru.

Dia juga senang karena bisa berada di sini, bertemu dengan teman baru, dan dapat pendidikan model baru karena menginap di asrama.

"Awalnya saya takut dengan asrama, karena pikirnya ini kayak pondok pesantren. Tapi pas sudah lihat langsung ternyata bagus dan nyaman," kata dia.

3. Dukung anak di sekolah rakyat

MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu orangtua siswa, Lilis, berterima kasih dengan adanya program ini karena anaknya bisa sekolah secara gratis tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Sebab, ongkos untuk berangkat ke sekolah sekarang tidak ada dengan keberadaan anak di asrama.

"Sangat meringankan karena makan di sini juga kan," katanya.

Dia rela anaknya berada di sekolah ini dengan harapan masa depan bisa semakin baik. Dengan demikian, sang anak bisa meningkatkan taraf hidup ke depannya.

Lilis menuturkan bahwa dia ditawari agar anaknya masuk sekolah rakyat lewat petugas Dinas Sosial. Ketika mendapat tawaran tersebut Lilis langsung menerimanya karena fasilitas yang ditawarkan memang banyak. Sebagai orangtua tunggal yang bekerja serabutan, dia sangat berterimakasih dengan adanya program ini.

4. Pembentukan karakter siswa diutamakan

MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Direktur Poltekesos Bandung, Suharma, Sekolah Rakyat bakal mengadopsi pendekatan inovatif dalam dunia pendidikan dengan menerapkan program talent mapping berbasis tes DNA. Poltekesos Bandung menggandeng Ari Ginanjar University untuk menggali lebih dalam minat, bakat, dan potensi (talenta) tiap siswa agar proses pembelajaran bisa lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik masing-masing anak.

"Hasil talent mapping ini akan menjadi fondasi utama dalam penyusunan sistem pembelajaran di Sekolah Rakyat. Dengan mengetahui peta talenta anak sejak awal, pendekatan pendidikan yang diberikan akan lebih tepat sasaran, tidak seragam, dan bisa memaksimalkan potensi setiap individu," ujar Suharma.

Surharma menuturkan Sekolah Rakyat Poltekesos berisi total seratus siswa yang dibagi ke dalam empat rombongan belajar, masing-masing terdiri dari 25 siswa. Terdapat 16 guru serta satu kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama proses pendidikan.

Proses pembelajaran di Sekolah Rakyat mengacu pada tiga jenis kurikulum, yaitu kurikulum Orientasi yang bertujuan sebagai pengenalan awal terhadap lingkungan dan sistem belajar. Kemudian ada juga Kurikulum Formal Pendidikan mengikuti standar pendidikan dari Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen); ada juga Kurikulum Boarding, yang akan fokus pada pembentukan karakter siswa melalui pola pendidikan di lingkungan asrama," kata dia.

Editorial Team