Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250831-WA0021.jpg
Seorang calon penumpang memegang koper saat menunggu kedatangan rangkaian gerbong kereta api di selasar peron salah satu stasiun besar Daop 4 Semarang. (IDN Times/Dok Humas Daop 4 Semarang)

Intinya sih...

  • Cirebon dan Cirebonprujakan jadi magnet utama penumpang

  • Stasiun Cirebon catatkan 595.774 penumpang, diikuti Stasiun Cirebonprujakan dengan 328.195 pelanggan.

  • KAI nilai tingginya aktivitas tak lepas dari perannya sebagai simpul penting jalur Jakarta–Surabaya serta koneksi antardaerah di Jawa Barat bagian timur.

  • Dominasi kelas ekonomi, cermin daya beli dan pilihan publik

  • 517.678 orang menggunakan layanan penumpang reguler, dengan 372.222 memilih kelas ekonomi.

  • Kereta ekonomi tetap menjadi andalan pekerja, mahasiswa

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyebutkan, hingga akhir September tahun ini, hampir tiga juta orang telah menggunakan layanan di Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon. Perusahaan tersebut mengklaim, moda transportasi kereta api tetap menjadi primadona bagi masyarakat di wilayah Cirebon dan sekitarnya sepanjang 2025.

Selama periode Januari hingga September 2025, total penumpang yang dilayani di Daop 3 Cirebon mencapai 2.966.503 orang. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta lebih pelanggan berangkat dari stasiun-stasiun di wilayah Cirebon, sementara 1,46 juta lainnya turun di berbagai titik pemberhentian di bawah pengelolaan Daop 3.

Menurut Manager Humas KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, angka ini mencerminkan tingginya mobilitas masyarakat di kawasan pantai utara Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah.

“Data ini menunjukkan masyarakat tetap menjadikan kereta api sebagai pilihan utama karena kenyamanan, keamanan, dan ketepatan waktunya,” ujarnya, Senin (20/10/2025).

Pergerakan penumpang terpantau fluktuatif, mengikuti tren musiman dan momentum nasional. Pada April 2025, terjadi lonjakan hingga 223.941 pelanggan, bertepatan dengan arus mudik Idulfitri.

Sementara Juni kembali mencatat kenaikan ke 202.550 penumpang karena masa liburan sekolah. Setelah itu, volume perjalanan cenderung stabil di kisaran 140–190 ribu penumpang per bulan.

1. Cirebon dan Cirebonprujakan jadi magnet utama penumpang

Para penumpang kereta api masuk ke gerbong yang berhenti di salah satu stasiun Daop 4 Semarang. (IDN Times/Dok Humas Daop 4 Semarang)

Stasiun Cirebon tercatat sebagai yang tersibuk di wilayah Daop 3 dengan 595.774 penumpang sepanjang triwulan ketiga 2025. Posisi kedua ditempati Stasiun Cirebonprujakan dengan 328.195 pelanggan, disusul Stasiun Jatibarang (212.635), Brebes (159.057), dan Haurgeulis (105.082).

KAI menilai, tingginya aktivitas di dua stasiun utama Cirebon tak lepas dari perannya sebagai simpul penting jalur Jakarta–Surabaya serta koneksi antardaerah di Jawa Barat bagian timur.

“Cirebon menjadi titik temu berbagai rute strategis, sehingga aktivitas di dua stasiun besar ini tak pernah sepi,” kata Muhibbuddin.

Selain perjalanan antarprovinsi, tren perjalanan lokal juga meningkat, terutama rute-rute pendek yang menghubungkan Cirebon dengan Indramayu, Jatibarang, dan Brebes. Peningkatan ini dinilai ikut mendukung kegiatan ekonomi lokal, terutama sektor perdagangan dan jasa transportasi.

2. Dominasi kelas ekonomi, cermin daya beli dan pilihan publik

Rangkaian gerbong kereta api ekonomi berhenti di salah satu stasiun wilayah Daop 4 Semarang. (IDN Times/Dok Humas KAI Daop 4 Semarang)

Dari total pelanggan hingga kuartal III 2025, KAI mencatat 517.678 orang menggunakan layanan penumpang reguler. Sebanyak 372.222 di antaranya memilih kelas ekonomi, sementara 141.429 menggunakan kelas eksekutif dan hanya 4.027 menempati kelas bisnis.

Dominasi penumpang ekonomi menjadi indikator penting daya beli masyarakat. Tarif yang terjangkau menjadikan kereta ekonomi tetap menjadi andalan pekerja, mahasiswa, hingga pelancong domestik.

“Kereta ekonomi adalah wajah dari konektivitas rakyat. Selama layanan tetap nyaman dan tepat waktu, kepercayaan publik akan terus tumbuh,” jelas Muhibbuddin.

Tren tersebut juga memperlihatkan bahwa transportasi publik masih menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat menengah ke bawah, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi harga bahan bakar.

3. Inovasi layanan dan ketepatan waktu 97,9 persen

Sejumlah penumpang naik gerbong kereta api yang berhenti di Stasiun Batang. (IDN Times/Dok Humas Daop 4 Semarang)

KAI Daop 3 Cirebon terus berupaya menjaga kepercayaan pelanggan dengan berbagai inovasi pelayanan. Di sejumlah stasiun besar, perusahaan mulai mengoperasikan Face Recognition Gate, sistem pemindaian wajah yang memungkinkan penumpang masuk area peron tanpa menunjukkan tiket fisik.

Selain itu, fasilitas publik juga terus ditingkatkan. Di Stasiun Cirebon dan Cirebonprujakan, KAI kini menyediakan layanan minuman gratis, area tunggu yang lebih representatif, serta peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

Secara operasional, performa KAI juga terjaga dengan baik. Tingkat ketepatan waktu kedatangan kereta di wilayah Daop 3 mencapai 97,90 persen sepanjang kuartal ketiga 2025 — angka yang menunjukkan konsistensi tinggi dalam pelayanan publik.

“Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat. Ke depan, KAI Daop 3 berkomitmen terus memperkuat mutu layanan agar tetap menjadi moda transportasi favorit,” tutup Muhibbuddin.

Topics

Editorial Team