Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konseling dengan psikolog (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi konseling dengan psikolog (freepik.com/pressfoto)

Intinya sih...

  • Perempuan dan anak wajib dapat lingkungan aman

  • Ada program yang fokus pada penguatan keluarga

  • Jangan ragu mencari bantuan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kasus seseorang mengakhiri hidup makin sering terjadi. Dalam sepekan ke belakang dua kasus terjadi di Kabupaten Bandung dan Garut.

Kedua kasus ini pun menarik perhatian warga apalagi kejadian di Bandung juga melibatkan dua anak yang terbunuh.

1. Perempuan dan anak wajib dapat lingkungan aman

Ilustrasi wanita sedang melakukan konseling dengan Psikolog (Pexels.com/SHVETS production)

Kepala DP3AKB Jawa Barat, dr. Siska Gerfianti, S.P.Dlp, M.H.Kes peristiwa ini merupakan kehilangan yang begitu menyedihkan, tidak hanya bagi keluarga korban. Khusus dalam kasus mengakhiri diri yang dilakukan perempuan di Kabupaten Bandung, dia menegaskan pentingnya memperkuat upaya perlindungan perempuan dan anak, serta peningkatan layanan dukungan psikologis, konseling, pemberdayaan perempuan dalam keluarga dan juga edukasi bagi ayah dan ibu untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Menurutnya, kejadian ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dan persoalan rumah tangga yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan berujung pada tindakan yang merugikan bagi anak. Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya berupa kekerasan fisik, dapat pula berupa kekerasan psikis yang terkadang kurang mendapat perhatian.

“Kami menegaskan kembali bahwa anak-anak berhak hidup dalam lingkungan aman dan keluarga yang penuh kasih sayang. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat agar peduli dan empati terhadap tetangga dan lingkungan di sekitarnya yang terlihat mengalami tekanan hidup, serta mendorong mereka untuk mau berbagi atau mengakses layanan konseling/dukungan psikososial yang tersedia," kata dia.

2. Ada program yang fokus pada penguatan keluarga

ilustrasi keluarga (pexels.com/Seljan Salimova)

Sebagai bentuk komitmen, DP3AKB Provinsi Jawa Barat telah dan terus melaksanakan berbagai program yang fokus pada penguatan keluarga dan perlindungan perempuan-anak, di antaranya:

1.PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga): memberikan layanan konseling, konsultasi, dan edukasi terkait pengasuhan, komunikasi keluarga, serta dukungan psikologis.

2. Motekar (Motivator Ketahanan Keluarga): kader masyarakat yang berperan aktif dalam memberikan penyuluhan, pendampingan, serta membangun ketahanan keluarga di tingkat desa dan kelurahan.

3. Sekolah Parenting ayah dan ibu : wadah pembelajaran bagi orang tua agar memiliki keterampilan mengasuh anak dengan penuh kasih, seimbang, dan sesuai tahap tumbuh kembang.

4. Sekolah Pranikah: memberikan bekal bagi calon pengantin agar siap membangun rumah tangga harmonis, sehat, dan mampu menghadapi dinamika pernikahan.

5. Sekolah Perempuan: ruang pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan, dan kesadaran akan hak-haknya, sehingga lebih berdaya dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat.

6. Jabar Cekas: memberikan edukasi agar masyarakat berani mencegah kekerasan

3. Jangan ragu mencari bantuan

ilustrasi keluarga (pexels.com/Daisy Anderson)

Program-program tersebut menjadi ikhtiar bersama untuk mencegah terjadinya persoalan keluarga yang kompleks, yang berpotensi menimbulkan tekanan psikologis maupun tindakan tragis. Selain itu ada program untuk mendampingi orang tua dalam menjalankan perannya mengasuh dan mendidik anak dengan optimal, serta mencegah kekerasan dan masalah keluarga lainnya.

Untuk Puspaga Provinsi Jawa Barat, Masyarakat dapat mengakses layanan puspaga melalui nomor hotline 0856-4380-8032.

DP3AKB Provinsi Jawa Barat juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu mencari bantuan, dapat juga melalui layanan SAPA129 dan UPTD PPA di kabupaten/kota, sebagai ruang pengaduan, konseling, dan pendampingan hukum maupun psikososial.

“Mari kita jadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk memperkuat kepedulian bersama, menguatkan ketahanan keluarga, serta memastikan setiap perempuan dan anak di Jawa Barat hidup dengan aman dan terlindungi agar peristiwa serupa tidak terulang di Jawa Barat,” papanya.

Editorial Team