Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ibu hamil (freepik.com/freepik)
Ilustrasi ibu hamil (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Penerima manfaat mengonsumsi MBG pada sore hari, menyebabkan gangguan kesehatan

  • Penerima manfaat langsung dirujuk ke faskes untuk penanganan medis

  • Laporan kasus sudah disampaikan kepada BGN, dapur ditutup sementara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Majalengka, IDN Times- Kasus yang melibatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di Kabupaten Majalengka. Sebagian penerima manfaat dari kalangan B3 (Ibu hamil, ibu menyusui, dan balita) dirujuk ke Puskesmas setelah menyantap menu MBG pada Kamis (4/12/2025).

Kasus itu dialami sejumlah penerima manfaat di Kecamatan Leuwimunding. Saat ini, penangan sudah dilakukan untuk mengetahui kepastian penyebab kasus itu.

"Betul, dugaan seperti itu. Sampel makanan sudah diamankan dan sedang proses uji di Labkesda," kata Koordinator SPPG Majalengka Intan Diena Khoerunisa, Sabtu (6/12/2025).

1. Penerima manfaat mengonsumsi MBG pada sore hari

Program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan Balita (Dok Humas BKKBN).

Intan mengaku dirinya langsung turun ke SPPG penyalur MBG, untuk mencari tahu kronologi kasus itu. Dari penelusurannya, jelas Intan, penerima manfaat tersebut mengonsumsi MBG pada sore hari.

"Setelah kemarin saya merapat ke lokasi SPPG dan ke penerima manfaat, informasinya memang makanan baru dimakan di jam 17.00-20.00 WIB. Sedangkan makanannya sudah dibagikan dari jam 12 siang. Dugaan sementara, memang dari jarak matang dan konsumsi yang terlalu jauh," kata dia.

Intan menjelaskan, penerima manfaat yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi MBG berasal dari kalangan B3. Selain itu, ada juga keluarga penerima manfaat yang mengalami gangguan kesehatan, lantaran ikut makan MBG tersebut.

"Penerima manfaat yang terdampak dari posyandu. Beberapa juga ada yang suami dan orang tuanya yang terdampak. Karena mengkonsumsi paket MBG. Total 42 (orang) ," kata dia.

2. Penerima manfaat MBG langsung dirujuk ke faskes

Ilustrasi wanita periksa kesehatan mata (freepik.com/freepik)

Menurut Intan, semua penerima manfaat sudah mendapatkan penanganan medis, beberapa saat setelah mengalami gangguan kesehatan. Saat ini, para penerima manfaat yang sempat dirawat sudah diperbolehkan pulang.

"Penerima manfaat terdampak alhamdulillah sudah ditangani oleh faskes (fasilitas kesehatan) terdekat," papar dia.

3. Sudah lapor ke BGN, dapur ditutup sementara

Logo Badan Gizi Nasional (BGN). (instagram.com/badangizinasional.ri)

Selain itu, Intan menjelaskan, kasus itu juga sudah dilaporkan kepada BGN. Untuk SPPG penyalur pengoperasiannya sementara dihentikan hingga keluar hasil uji laboratorium sampel makanan yang dimakan para penerima manfaat tersebut.

"Informasi ini juga sudah dilaporkan kepada BGN langsung di hari yang sama. Sesuai SOP BGN memberhentikan sementara SPPG sampai keluar hasil Laboratorium makanan dan perbaikan fasilitas SPPG sesuai dengan standard," kata Intan.

Sementara itu, kejadian tersebut bisa dikatakan kasus pertama di Kabupaten Majalengka yang mencuat. Sebelumnya, kasus MBG di Kabupaten Majalengka hanya seputar porsi dan kepemilikan SLHS (Sertifikat laik higiene sanitasi).

Editorial Team