Selain masalah gizi dan anemia, hasil pemeriksaan kesehatan juga menemukan hampir 40 persen siswa mengalami gangguan penglihatan, khususnya rabun jauh.
Kondisi ini tidak hanya memengaruhi performa belajar tapi juga kualitas hidup siswa secara keseluruhan.
“Seringkali gangguan penglihatan ini tidak disadari oleh anak maupun orang tua. Padahal, jika tidak segera ditangani, hal ini bisa menghambat perkembangan dan semangat belajar siswa,” ujar Eni.
Deteksi dini gangguan penglihatan ini diharapkan bisa membantu siswa mendapatkan kacamata atau penanganan medis yang tepat sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan proses belajar.
Pemerintah Kabupaten Cirebon menargetkan seluruh siswa akan menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap sebelum akhir tahun 2025. Puskesmas terus mengupayakan kunjungan bergilir ke sekolah-sekolah untuk mempercepat pencapaian target ini.
Eni menegaskan, program ini bukan sekadar kegiatan sementara, melainkan bagian dari upaya jangka panjang pemerintah daerah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama generasi muda.
“Ini merupakan investasi penting bagi masa depan anak-anak Cirebon agar mereka tumbuh menjadi generasi sehat, cerdas, dan bebas dari masalah kesehatan yang bisa dicegah,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Kesehatan akan memberikan edukasi gizi intensif, termasuk kampanye pentingnya sarapan bergizi dan konsumsi zat besi dari makanan alami serta suplemen bagi siswa yang membutuhkan