Gratis! Semua Anak Sekolah Cirebon Kini Bisa Cek Kesehatan Rutin

- Pemerintah Kabupaten Cirebon meluncurkan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh siswa dari berbagai jenjang pendidikan mulai SD hingga SLB.
- Pemeriksaan kesehatan mencakup deteksi status gizi, anemia, gangguan penglihatan, dan kondisi fisik. Anemia pada remaja putri cukup tinggi dengan 43,55 persen.
- Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sekitar 39 persen siswa memiliki status gizi normal, sementara sisanya menghadapi masalah gizi kurang atau obesitas. Hampir 40 persen siswa mengalami gangguan penglihatan.
Cirebon, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Cirebon meluncurkan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh siswa dari berbagai jenjang pendidikan mulai SD hingga SLB. Inisiatif ini dijalankan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas-puskesmas setempat dengan target awal menjangkau 40 persen siswa pada bulan Agustus 2025.
Program tersebut bertujuan meningkatkan kondisi kesehatan anak-anak sejak usia dini dan mencegah masalah serius seperti anemia dan stunting.
1. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk anak sekolah

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni menjelaskan, program ini mencakup berbagai pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh. Pemeriksaan meliputi deteksi status gizi, anemia, gangguan penglihatan, serta evaluasi kondisi fisik dari ujung kepala hingga kaki.
“Setiap siswa akan menerima pemeriksaan lengkap secara gratis. Kami ingin memastikan tidak ada anak yang terlewat dari layanan ini, mulai dari cek kondisi rambut, kulit, hingga kesehatan mata dan status gizi,” ujar Eni, Senin (11/8/2025).
Langkah ini juga difokuskan pada deteksi dini anemia, terutama pada remaja putri yang berdasarkan temuan awal masih memiliki angka prevalensi anemia cukup tinggi.
2. Angka anemia dan gizi anak sekolah jadi sorotan

Data awal dari beberapa sekolah yang sudah diperiksa menunjukkan bahwa 43,55 persen remaja putri di Kabupaten Cirebon mengalami anemia.
Angka ini dianggap cukup mengkhawatirkan oleh Dinas Kesehatan, mengingat dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan.
“Anemia pada remaja putri dapat berujung pada komplikasi saat kehamilan di masa mendatang, dan salah satunya adalah risiko melahirkan bayi dengan stunting. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk melakukan deteksi dan intervensi sejak dini,” jelas Eni.
Selain anemia, hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa sekitar 39 persen siswa memiliki status gizi normal, sementara sisanya menghadapi masalah gizi kurang atau obesitas.
Obesitas ditemukan pada 1,3 persen siswa, sementara data lengkap terkait gizi kurang masih dikumpulkan.
“Pola konsumsi anak-anak banyak mengarah pada makanan cepat saji, minuman bergula tinggi, dan minim konsumsi sayuran serta protein hewani, yang menjadi penyebab utama masalah gizi ini,” tambah Eni.
3. Gangguan penglihatan dan dampaknya pada anak

Selain masalah gizi dan anemia, hasil pemeriksaan kesehatan juga menemukan hampir 40 persen siswa mengalami gangguan penglihatan, khususnya rabun jauh.
Kondisi ini tidak hanya memengaruhi performa belajar tapi juga kualitas hidup siswa secara keseluruhan.
“Seringkali gangguan penglihatan ini tidak disadari oleh anak maupun orang tua. Padahal, jika tidak segera ditangani, hal ini bisa menghambat perkembangan dan semangat belajar siswa,” ujar Eni.
Deteksi dini gangguan penglihatan ini diharapkan bisa membantu siswa mendapatkan kacamata atau penanganan medis yang tepat sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan proses belajar.
Pemerintah Kabupaten Cirebon menargetkan seluruh siswa akan menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap sebelum akhir tahun 2025. Puskesmas terus mengupayakan kunjungan bergilir ke sekolah-sekolah untuk mempercepat pencapaian target ini.
Eni menegaskan, program ini bukan sekadar kegiatan sementara, melainkan bagian dari upaya jangka panjang pemerintah daerah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama generasi muda.
“Ini merupakan investasi penting bagi masa depan anak-anak Cirebon agar mereka tumbuh menjadi generasi sehat, cerdas, dan bebas dari masalah kesehatan yang bisa dicegah,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Kesehatan akan memberikan edukasi gizi intensif, termasuk kampanye pentingnya sarapan bergizi dan konsumsi zat besi dari makanan alami serta suplemen bagi siswa yang membutuhkan