Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gambar WhatsApp 2025-09-10 pukul 07.56.03_7c958b65.jpg
IDN Times/Istimewa

Intinya sih...

  • Keluarga di Sabandar Kidul, Cianjur berharap kesembuhan untuk kakak dan adiknya yang mengalami gangguan jiwa

  • DPRD Cianjur memberikan perhatian kepada keluarga tersebut dengan bantuan medis dan pelayanan psikiater

  • Keluarga sangat berharap bantuan psikiater bisa segera terwujud karena keterbatasan ekonomi membuat impian tersebut sulit digapai

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cianjur, IDN Times - Sinar matahari pagi di Kampung Sabandar Kidul, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur berupaya menyelinap masuk dari sisi pintu dan jendela rumah sederhana. Cahaya mentari ini seakan tidak pernah penuh masuk di dalam ruangan berukuran 4x3 meter tersebut. Dia malu untuk melihat keluarga yang terdiri dari enam jiwa dengan keterbatasan ekonomi.

Sinarnya semakin redup jika melihat kondisi kesehatan jiwa yang menimpa empat bersaudara kakak-adik serta keponakan dari keluarga ini. Ya, mereka adalah AS(38), RN(33), AY(40), dan RA(20) yang diketahui mengalami gangguan jiwa. Sementara, dua saudara lainnya dalam kondisi sehat namun hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Dalam kondisi serba terbatas, dua saudara ini yakni Dede(34) dan Rendi(30) yang merawat kakak-adik serta keponakannya yang mengalami depresi. Mereka menopang kebutuhan rumah dengan penghasilan seadanya. Meskipun berat, perawatan dan menjaga saudaranya harus tetap dijalani. Dia berharap, ada pendampingan psikiater gratis untuk kesehatan empat saudaranya tersebut.

“Kalau dibilang berat ya memang berat, apalagi penghasilan juga pas-pasan. Tapi ini kan keluarga sendiri. Kami hanya berharap ada psikiater gratis yang bisa rutin datang, obat saja juga sudah alhamdulillah, tapi kalau tidak ada yang mendampingi, kadang kondisinya tidak stabil,” kata Dede yang bekerja sebagai sales perabotan rumah tangga ini.

Dia mengaku, sudah ada pemeriksaan kesehatan yang dilakukan petugas dari Puskesmas Karangtengah.

1. Berharap kesembuhan untuk kakak dan adiknya

IDN Times/Istimewa

Sementara itu, Rendi tetap optimistis dan percaya jika suatu saat kakak-kakanya bisa kembali sehat dan sembuh. Saat ini, dirinya terus berupaya untuk memberikan perhatian kepada mereka dengan cara mengajak berbicara (ngobrol) dan tidak membiarkannya sendirian.

“Sedih pasti sedih, tapi saya yakin ini ujian. Suatu saat pasti sembuh, saya yakin. Yang penting sekarang terus dikasih perhatian, diajak ngobrol, jangan sampai dibiarkan melamun,” katanya.

Yana Mulyana(47), salah seorang tetangga berharap, kehadiran pemerintah untuk segera membantu warga Kampung Sabandar Kidul, RT 02/RW 03 Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur. Menurut dia, tetangga dan warga sekitar sebenarnya sudah berulang kali berusaha mencarikan jalan keluar bagi keluar ini. Salah satunya adalah mengusulkan untuk dipindahkan ke rumah singgah. Tetapi, Dede dan Rendi merasa keberatan jika saudaranya harus dipisahkan.

“Kami di sini sering mencoba membantu, bahkan pernah ada usulan agar mereka dipindahkan ke rumah singgah. Tapi katanya, mereka merasa sedih kalau harus dipisahkan dari kakak maupun adiknya, meski dalam kondisi gangguan jiwa,” ujarnya.

2. DPRD Cianjur berikan perhatian

Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Metty Triantika (IDN Times/Istimewa)

Kondisi kakak-adik yang mengalami depresi ini menjadi perhatian Ketua DPRD Cianjur Metty Triantika. Kabar miris dari keluarga yang mengalami gangguan jiwa itu langsung mendapat respons cepat. Dirinya mendatangi rumah dan memberikan bantuan medis dan pelayanan psikiater untuk segera mendapatkan perhatian.

“Kami khawatir jika dibiarkan, keadaan akan semakin memburuk,” kata dia.

Menurut Ketua DPRD Cianjur perempuan pertama ini, dinas kesehatan sebenarnya sudah melakukan progres. Puskesmas Karangtengah telah memeriksa dan memberikan obat serta pendampingan psikososial.

“Ada progres terkait kondisi mental mereka sehingga mulai lebih tenang, lebih terbuka berinteraksi, dan tak lagi mengurung diri secara ekstrem,” ujar Metty.

Tiga dari empat kini tercatat sebagai peserta JKN, dan observasi pasien terus dilakukan untuk menentukan apakah diperlukan perawatan lebih intensif di rumah sakit jiwa.

Berita ini mengingatkan publik dan siapapun yang mempunyai tugas mengurus ternyata masih ada jiwa-jiwa yang dilupakan di sekitar. Ketua DPRD Cianjur, Metty Triantika, tampil bukan sebagai politisi semata, melainkan sebagai pelindung bagi mereka yang paling rentan.

Di setiap langkah, keberpihakan, empati, dan aksi nyata akan menjadi jawaban paling tegas terhadap setiap keterpinggiran rakyat yang terlalu lama berlangsung.

3. Sangat berharap bantuan psikiater bisa segera terwujud

ilustrasi seorang psikiater dan psikolog (pexels.com/Timur Weber | pexels.com/Antoni Shkraba)

Reaksi keluarga pun sarat haru. “Saya sangat senang dan bersyukur, alhamdulillah sangat terbantu, ada sembako dari Bu Dewan. Kalau ada kekurangan kata beliau tinggal bilang saja,” ungkap Rendi, mewakili keluarga.

Sementara itu, Dede, anak ketiga dari enam bersaudara, menyampaikan kesedihannya yang dalam atas kondisi adik-adik dan keponakannya. Ia berharap bantuan psikiater bisa segera terwujud. Selama ini, keterbatasan ekonomi membuat impian tersebut sulit digapai.

Ia menceritakan selama beberapa tahun, BPJS dan administrasi keluarga ini tak rampung, dan penghasilan Dede sebagai sales serta Rendi sebagai buruh serabutan nyaris tak mencukupi untuk kebutuhan dasar sehari-hari.

Sebelumnya, keluarga ini bertahan hidup di rumah berukuran sekitar 3 × 4 meter. Mereka hanya mengandalkan bantuan warga sekitar, sementara empat anggota yang sakit tak bisa bekerja. Warga menggambarkan bagaimana mereka tampak diam di depan rumah atau pulang membawa sayur busuk dari pasar.

Editorial Team