Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Supartoyo (IDN Times/Azis Zulkhairil)
Dengan kondisi ini, Badan Geologi mengimbau agar masyarakat bisa lebih fokus terhadap mitigasi kebencanaan dari Sesar Lembang tersebut, dibandingkan dengan hitungan laju pergeseran sesar yang sudah terjadi dalam sepekan ini.
"Dari pada memikirkan laju pergeseran, lebih baik tingkatkan upaya mitigasi. Itu agar masyarakat tidak menunggu kapan gempa, jadi lebih baik meningkatkan upaya mitigasi," kata Supartoyo.
Dalam proses mitigasi ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, secara struktural dengan membangun bangunan tahan gempa. Kedua, nonstruktural, seperti pelatihan, sosialisasi, simulasi, dan pemetaan jalur evakuasi.
"Dua hal ini harus bersinergi, dilakukan masyarakat dan didukung pemerintah," ujarnya.
Selain itu, penataan ruang di wilayah yang dilintasi garis Sesar Lembang perlu diperhatikan. Supartoyo menekankan, pembangunan di garis sesar berpotensi berbahaya seperti kasus gempa Palu 2018.
"Sebenarnya pemukiman itu tidak boleh di garis sesar, karena kita ingat ada jenis bahaya gempa. Pertama guncangan, kedua sesar permukaan. Kalau ada pemukiman di garisnya itu risikonya besar," kata dia.