Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250728-WA0015.jpg
Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11, Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairl)

Intinya sih...

  • Empat murid SRMA 11 Bandung mengundurkan diri dan pulang bersama orang tua.

  • Alasan mundur karena ingin tinggal bersama orangtua, tidak sanggup untuk boarding.

  • Penggantinya sudah ada, pihak sekolah memfasilitasi kunjungan orang tua setiap hari Minggu.

Bandung, IDN Times - Sebanyak empat orang murid dari seratus siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11, Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung mengundurkan diri dan memilih pulang bersama orangtuanya. Adapun alasan mengundurkan diri karena ingin tinggal bersama orangtua.

Rinciannya, empat orang yang mengundurkan diri ini satu orang murid berjenis kelamin laki-laki dan tiga sisanya merupakan perempuan. Mereka berasal dari berbagai daerah, meski ada yang masih dalam satu kecamatan yang sama.

Kepala SRMA 11, Tintin Sri Suprihatin mengatakan, pihak sekolah sudah menggelar masa perkenalkan lingkungan sekolah (MPLS) selama dua pekan, setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan persiapan kurikulum untuk para murid.

Persiapan kurikulum dilakukan karena sistem pembelajaran di Sekolah Rakyat melalui asrama atau boarding. Dalam perjalannya, ada empat orang anak yang akhirnya memilih untuk mengundurkan diri.

"Kalau anak-anak betah, tapi memang yang dari awal seratus itu kita ada empat orang yang mundur karena tidak sanggup untuk boarding. Tapi yang empat orang ini sudah ada penggantinya, jadi kami tetap dari awal datanya seratus orang, sekarang juga masih 100 orang," kata Tintin, Senin (28/7/2025).

1. Ada sesi curhat setiap malam

Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Disinggung mengenai apa alasan yang membuat empat murid itu mengundurkan diri, Tintin menjelaskan, karena mereka ingin tinggal bersama orangtuanya sehingga tidak bisa melanjutkan dan memilih untuk mengundurkan diri.

"(Homesick) Betul, padahal di sini juga teman-temannya kalau ada yang rindu sama keluarganya itu kan setiap malam ada sesi curhat gitu ya. Tapi memang yang empat orang ini lebih memilih untuk belajar di rumah saja," katanya.

Mengenai peraturan keluar dari lingkungan asrama, Tintin mengatakan, hal tersebut diperbolehkan dengan catatan harus ada surat izin. Izin itu pun biasanya hanya dalam kondisi tertentu, seperti acara keluarga dan lainnya.

"Jadi kalau pun nanti keluarga ada keperluan, misalnya ada kakaknya yang menikah, kemarin ada yang seperti itu, itu minta surat izin untuk meninggalkan sementara asrama belajarnya. Nanti, setelah itu, dipulangkan lagi ke sini," tuturnya.

2. Diganti siswa sesuai daftar dari DTSEN

Gedung Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Penggantian empat orang murid ini pun sudah berdasarkan data dari Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Kota Bandung. Sehingga, sekolah tidak kesulitan untuk mencari penggantinya.

"Itu sudah ada timnya yang mencari anaknya, yang bertanya, ada nanti PKH-nya mendampingi ke orangtuanya, yang mencari menyatakan kesanggupan, kesediaan, mau tidak sekolah di sini itu dari tim. Kalau kami menerima nama saja," ucap Tintin.

Berdasarkan informasi yang didapatkannya, empat orang murid yang mengundurkan diri ini sudah melanjutkan sekolahnya, baik itu di sekolah negeri maupun swasta.

"Sudah sekolah lagi. Sudah, semoga berhasil. Jadi ada yang di negeri, ada yang swasta. Jadi itu sudah kembali ke keluarga," tuturnya.

3. Diperbolehkan menjenguk setiap hari minggu

Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sementara, dalam Sekolah Rakyat proses belajar mengajar memang diberikan secara 24 jam dengan tiga kurikulum yaitu kokurikuler, intrakurikuler, ekstrakurikuler menyesuaikan dengan sistem boarding.

"Tapi kalau untuk yang belajar di kelas, itu mulai dari jam tujuh pagi sampai 15.15 WIB. Nanti dilanjutkan dengan kegiatan ekstra, kegiatan kokurikuler di asrama, sesi dengan wali asuh, kemudian sholat maghrib, sholat isya, dan lain sebagainya," tuturnya.

Orangtua juga masih diizinkan untuk menjenguk murid setiap hari minggu, dan itu pun bergantian dengan untuk setiap kelasnya. Adapun SRMA 11 ini memiliki empat rombongan belajar.

"Karena sesuai dengan pesan presiden ya, orangtua tidak boleh dihalang-halangi untuk bertemu dengan anaknya. Jadi ketika ada orangtua yang datang ingin bertemu, kami fasilitasi. Tapi kalau untuk jadwal, kami khususkan untuk fasilitasi di hari minggu," kata dia.

Editorial Team