Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250717-WA0012.jpg
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi (Istimewa)

Intinya sih...

  • Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada 2029, dengan fokus peningkatan ekspor sebesar 7,1 persen di tahun 2025.

  • Indonesia memiliki potensi besar dalam industri teh, tetapi masih tertinggal dalam ekspor global dan perlu memperkuat merek secara efektif.

  • Board ITMA hadirkan Logo Jatayu Indonesia sebagai langkah strategis untuk memperkuat produk teh lokal dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung produk buatan negeri sendiri.

Bandung, IDN Times - Pemerintah tengah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen pada 2029, seiring dengan ambisi Indonesia menjadi negara maju tahun 2045. Kementerian Perdagangan pun membidik peningkatan ekspor sebesar 7,1 persen di tahun 2025.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi mengatakan, peningkatan ekspor ini nantinya akan dilakukan dengan target bertahap hingga menyentuh 9 persen dalam lima tahun ke depan.

Kenaikan ekspor yang tercatat hingga Mei 2025, menurut dia, yaitu 106,06 miliar dolar AS atau naik 8,22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa kinerja ekspor tetap bergerak positif.

1. Ekspor teh Indonesia masih perlu bersaing ekstra

(Istimewa)

Di tengah keyakinan itu, Fajarini kemudian menyoroti potensi besar teh Indonesia yang belum tergarap maksimal, terutama dari sisi nilai ekspor dan penguatan merek (branding). Namun di balik potensi teh ini, Indonesia masih tertinggal dalam hal ekspor teh secara global.

Meski termasuk dalam tujuh besar produsen teh dunia, posisi Indonesia di ranah ekspor justru terlempar ke peringkat 13.

"Tapi kalau kita bicara ekspornya, kita itu tidak di sepuluh besar. Kita itu berada di peringkat ke-13 negara-negara seperti Polandia, Jepang, Jerman, dan Inggris justru menempati posisi ekspor yang lebih tinggi, meskipun bukan penghasil teh. Hal ini menjadi tantangan bersama," ujar Fajarini di Bandung, dikutip Kamis (17/7/2025).

2. Teh Indonesia perlu diperkenalkan terus ke pasar global

ilustrasi daun teh (pixabay.com/highnesser)

Dengan potensi ini, Fajarini mengajak para pelaku pemasaran teh nasional, khususnya Indonesian Tea Marketing Association (ITMA) dapat mencari solusi strategis dalam mem-branding teh Indonesia secara efektif. Sebab, dunia saat ini hanya mengenal teh dari Darjeeling dan Sri Lanka, sementara nama teh Indonesia belum terdengar secara global.

"Branding ini yang penting. Ini dunia hanya tahu teh dari Darjeeling ya, kemudian teh Sailen ya dari Sri Lanka. Tapi Indonesian Tea itu pada gak tahu gitu kan," katanya.

Fajarini menyebut bahwa Indonesia memiliki indikasi geografis dan kekayaan varian teh yang besar, namun semua itu akan sia-sia jika tidak disertai strategi branding yang tepat. Oleh karena itu perlu ditingkatkan bukan hanya dari segi volume ekspor, tapi nilai produk yang sampai ke pasar internasional.

Adapun kontribusi ekspor teh terhadap total ekspor nasional masih berada di angka 0,06 persen. Dia juga menyinggung soal gap yang terjadi antara harga teh yang dijual di pasar luar negeri dengan keuntungan yang diterima para petani di dalam negeri.

3. Hadirkan logo baru perkuat teh lokal

(Istimewa)

Gayung bersambut, Board Indonesian Tea Marketing Association (ITMA), Delima Hasri Azahari mengatakan, untuk memperkuat produk teh lokal maka dihadirkan Logo Jatayu Indonesia. Nantinya, logo tersebut akan muncul di berbagai kemasan produk teh sebagai penanda khas bagi konsumen.

"Peluncuran Logo Jatayu Indonesia bukan sekadar seremoni, melainkan langkah strategis untuk memberi ruang bagi produk teh otentik Indonesia. Melalui logo ini, kami ingin memperkuat kesadaran masyarakat bahwa membeli produk teh lokal adalah kontribusi nyata bagi perekonomian nasional," katanya.

Sementara pengelola teh petani untuk merek Teh nDeso dan Teh Juwara mengatakan, langkah ini merupakan bentuk identitas yang membedakan produk lokal dengan yang lain. Apalagi, konsumen saat ini semakin cerdas dan sadar akan pentingnya mendukung produk buatan negeri sendiri.

Ia pun menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, produk Teh nDeso dan Teh Juwara akan mulai menyertakan logo ini pada kemasan mereka sebagai bukti nyata keterlibatan dalam gerakan ini.

Editorial Team