Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Istimewa/IDN Times)

Bandung, IDN Times - Indikator perdagangan luar negeri Jawa Barat sepanjang 2024 melampaui target seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang positif. Kenaikan cukup signifikan dibandingkan target yang telah ditentukan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Noneng Komara Nengsih di Bandung, dikutip Sabtu (8/2/2025).

"Surprise, ekspor non-migas kita naik 3,47 persen pada tahun 2024. Alhamdulilah," kata Noneng. 

1. Hasil industri pengolahan mendominasi ekspor

(Istimewa/IDN Times)

Data tersebut diperoleh dari angka BPS yang menyatakan bahwa ekspor nasional saja hanya tumbuh 2,29 persen dan Pemprov Jawa Barat sendiri hanya menargetkan 1 persen mengingat kondisi fluktuasi ekonomi dunia.

Secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat Januari-Desember 2024 mencapai USD37,87 miliar atau naik 3,39 persen dibanding periode yang sama 2023 lalu. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD37,53 miliar atau naik 3,47 persen.

Struktur ekspor Jawa Barat Januari-Desember 2024 didominasi oleh komoditas Hasil Industri Pengolahan sebesar 98,64 persen, diikuti oleh Sektor Migas sebesar 0,89 persen, kemudian Sektor Pertanian sebesar 0,42 persen serta Sektor Pertambangan dan Lainnya sebesar 0,05 persen.

"Jawa Barat menyumbang 14,31 persen dari total ekspor nasional pada periode Januari - Desember 2024," katanya. 

2. Komoditi kendaraan paling banyak dalam urusan ekspor

(Istimewa/IDN Times)

Ia menyebut, saat ini kontributor utama ekspor Jawa Barat masih tetap industri pengolahan dengan komoditi ekspor terbesar adalah kendaraan dan bagiannya (21,01 persen), mesin dan perlengkapan elektrik (15,71 persen), mesin dan peralatan mekanis (8,36 persen), barang-barang rajutan (5,15 persen) dan alas kaki (4,96 persen).

Di sisi lain Disperindag Jabar juga memastikan target capaian indikator persentase pelaku usaha yang memperoleh pelayanan di Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) Provinsi Jawa Barat sebesar 100 persen, tercapai pada Desember 2024.

"Terdapat 152 pelaku usaha yang terlayani di IPSKA Provinsi Jawa Barat pada Desember 2024," katanya.

3. Ada tiga strategi yang digunakan Pemprov Jabar

Ilustrasi aktivitas ekspor impor (unsplash.com/Andy Li)

Pada Desember 2024 saja 13 IPSKA di Jawa Barat telah menerbitkan 216.044 Form SKA & DAB. Dokumen terbanyak adalah DAB GSP-EU untuk ekspor ke negara-negara di Kawasan Uni Eropa dan Form D untuk Ekspor di Kawasan Asia Tenggara.

"Secara total, penerbitan seluruh form secara year on year mengalami kenaikan sebesar 14,99 persen," tuturnya.

Noneng menuturkan target capaian indikator pertumbuhan nilai ekspor non migas dari SKA tahun 2024 ialah USD10,45 miliar.

"Tercatat sampai dengan bulan Desember 2024, nilai ekspor Jawa Barat berdasarkan pengguna form SKA (surat keterangan asal) & DAB (deklarasi asal barang) sudah melebihi target yaitu USD14,42 Miliar atau 137,99 persen dari target," katanya.

Disperindag Jabar sendiri memiliki tiga strategi untuk meningkatkan kinerja ekspor Jawa Barat, yaitu peningkatan jejaring ekspor, promosi dan misi dagang, digitalisasi, dan peningkatan citra produk.

Penguatan jejaring perdagangan ekspor dilakukan dengan membangun forum komunitas ekspor, membangun kerja sama internasional, perluasan akses pasar, serta penguatan informasi mengenai pasar global.

Promosi dagang berupa misi dagang dan pameran dagang internasional dengan mempromosikan produk unggulan Jawa Barat melalui penyelenggaraan pameran West Java Expo (WJX) yang pada tahun 2024 berjalan sukses dan akan kami selenggarakan kembali di tahun 2025, mengikuti beberapa agenda promosi dagang internasional serta mengikutsertakan pelaku usaha unggulan Jawa Barat dalam agenda business matching bekerja sama tentunya dengan Kementerian Perdagangan serta perwakilan dagang Indonesia di luar negeri.

Sementara itu, peningkatan digitalisasi di sektor ekspor dilakukan dengan terus mensosialisasikan dan melakukan pelayanan terhadap penerbitan surat keterangan asal dalam kegiatan ekspor ke negara yang memang sudah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia, informasi ekspor impor, digitalisasi kurasi untuk mengikuti promosi, digitalisasi sistem dalam kegiatan exhibition (dari kurasi sampai monitoring, hingga besaran transaksi dalam satu hari), serta digitalisasi business matching.

"Mulai tahun 2025 kami juga memiliki strategi baru untuk meningkatkan citra produk ekspor melalui pelatihan dan pendampingan bagi pengusaha untuk melakukan ekspor yang menyangkut komoditas, kontinuitas, kualitas, dan legalitas" kata dia.

Editorial Team