(Bangkit Rizki/IDN Times)
Sekolah terus mendalami informasi terkait dugaan aksi bullying itu dengan menggali keterangan dari siswa, guru dan wali kelas. "Hasil wawancara disimpulkan tidak ada kekerasan fisik antara siswa A dan N (korban)," ucapnya.
Sekolah melakukan kunjungan ke rumah korban dan terduga pelakunya. Bahkan, Rizki mengatakan sekolah sudah membawa siswa yang disebut melakukan bullying dan kedua orangtuanya. Dia mengklaim saat itu ada kepepakatan damai secara lisan dan korban tidak ingin memperperpanjang masalah tersebut.
"Siswa N menyatakan tidak ingin memperpanjang, kedua orangtua alhamdulillah hadir dan berdamai secara lisan, kedua orangtua saling berpelukan dan saling meminta maaf. Pada 30 Mei kami dapat kabar dari orangtua bahwa siswa N meninggal dunia, kami berkunjung ke rumah duka," kata Rizki.
Setelah itu informasi terkait dugaan bullying yang dialami Nabila viral di media sosial hingga menyita perhatian publik. Sekolah kemudian melakukan mediasi lagi antara kedua belah pihak pada 10 Juni 2024 namun belum menghasilkan keputusan.
"Kami belum sampai ke kesapakatan, ada secara lisan untuk damai tapi belum utuh. Akan ada mediasi lanjutan," ucap dia.
Kesimpulannya, lanjut dia, sekolah hingga saat ini belum menemukan adanya bullying berupa fisik. Adapun kasus menggendong ketika terjadi di kelas 10, menurutnya itu dilakukan secara bergantian.
"Hasil telusur kami tidak ada yang mengarah ke bullying fisik. Untuk yang menggendong terjadi di kelas 10, setelah kami gali info dari teman-temannya itu dilaksanakan bergantian antara siswa A dan N. Dari sisi verbal kami masih verifikasi apakah candaan yang dulu oleh siswa A apakah menjurus ke bully, kami masih komunikasi dengan Dinas Perlindungan Anak," tuturnya.