Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250703-WA0044.jpg
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Intinya sih...

  • Kebun Binatang Bandung ditutup sementara karena dualisme pengurus lama dan baru

  • Pengelola awal menuntut legalitas dari pengurus baru, menyebabkan keributan antar pegawai

  • Penutupan berdampak pada pengunjung dan satwa serta perdebatan penyebab matinya tujuh satwa di kebun binatang

Bandung, IDN Times - Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo menutup sementara operasional hingga waktu yang belum ditentukan. Kondisi ini ditenggarai adanya konflik internal yang belum rampung antara pengurus lama dan baru.

Yayasan Margasatwa Tamansari selaku pengelola awal menuntut bukti legalitas yang diklaim oleh Taman Safari Indonesia (TSI) sebagai pengurus yang baru. Terjadinya dualisme kepengurusan sudah berlangsung sejak Maret 2025.

Hal ini membuat terjadinya keributan antar pegawai Bandung Zoo dengan petugas keamanan. Pengurus lama pun memutuskan untuk menutup sementara.

"Kalau ada pengunjung dampaknya lebih jelek. Jadi kami tutup saja dalam rangka yang baik, jangan sampai pengunjung stres," ujar humas dari pengurus pengurus sebelumnya, Sulhan Syafi’i, Kamis (3/7/2025).

1. Tuding banyak satwa mati akibat pengurus lama

Bird Land di Bandung Zoo (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Penutupan ini juga dilakukan sekaligus sikap pengurus lama yang menuntut legalitas kepengurusan yang diklaim Taman Safari Indonesia. Menurut Aan, TSI harus menunjukkan terlebih dahulu legalitas akta kepada para pengurus lama, agar smuanya terang benderang.

"TSI kalau Anda mengaku legal, lihat dong akta Anda. Kami sebagai karyawan sebenarnya manut saja ke dunungan (atasan)," ucapnya.

Sultan menambahkan, akibat adanya dualisme ini satwa-satwa juga dikabarkan nya banyak yang mati. Dia mengatakan, sampai hari ini, total tujuh satwa yang mati karena perubahan kebijakan.

"Tujuh totalnya (satwa yang mati). Dari 20 Maret itu ada burung-burung, terus ada juga Binturong," katanya.

Sulhan menduga, satwa-satwa ini mati dikarenakan kebijakan anyar yang diterapkan oleh pengurus baru. Sebab, banyak perubahan pola hidup satwa yang sudah lama menghuni lingkungan Kebun Binatang Bandung, termasuk kandang atau tempat tinggalnya.

"Jadi ini instruksinya terlalu banyak," katanya.

2. Banyak pengunjung gagal berlibur

Potret Bandung Zoo, Bandung. (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Sedangkan, Humas Bandung Zoo dari pihak TSI, Ully Rangkuti mengaku tidak mengetahui pasti penyebab penutupan hari ini. Bahkan dirinya mengklaim baru mengetahui informasi tersebut pagi hari tadi.

"Kalau penyebabnya saya tidak tahu, tetapi penutupannya sendiri itu juga kami ketahui baru tadi pagi. Tadi ada pengunjung yang akhirnya balik kanan," kata Ully.

Dampak dari penutupan ini sendiri membuat beberapa pengunjung batal untuk masuk kebun binatang. Seperti ada yang dari Kabupaten Garut, yang terpaksa gagal untuk berlibur.

"Ada yang dari Garut, ada ibu dengan tiga anaknya masih kecil-kecil dan seorang bayi. Ada juga rombongan dari TK di Nanjung, itu terpaksa balik kanan. Dan kami cuma bilang bahwa ini dilakukan oleh manajemen lama. Mereka tidak tahu mengenai soal itu," tuturnya.

Disinggung mengenai berapa lama akan dilakukan penutupan, Ully mengatakan, hal itu belum dapat diketahui secara pasti. Namun, dirinya memastikan jika perawatan terhadap satwa akan tetap dilakukan.

"Pokoknya intinya, satwa tidak terganggu," ucapnya.

3. Bantah tudingan hewan mati karena pengurus baru

Potret memberi makan binturong di Bandung Zoo (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Ully juga membantah tudingan satwa mati dikarenakan kebijakan baru. Menurutnya, matinya tujuh ekor satwa disebabkan faktor usia dan cuaca, dan semua persoalan tersebut dipastikannya telah disampaikan langsung ke BKSDA.

"Ada satwa-satwa yang mati, itu penyebabnya sebagian besar karena usia dan cuaca. Ada juga memang karena sebab lain, tapi itu sudah disampaikan ke BKSDA. Sudah diperiksa juga oleh BKSDA. Sudah ada BAP-nya," tutur Ully.

Editorial Team