Bandung Barat, IDN Times - Deru mesin truk-truk proyek melaju mondar-mandir di Jalan Raya Padalarang-Purwakarta. Truk-truk itu melaju membawa material semen maupun bahan baku untuk pembangunan terowongan atau tunnel di wilayah Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Proyek pengeboran tunnel kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) terus dikebut. Demi membangun lintasan kereta yang bisa dilalui dengan kecepatan tinggi, proyek itu membabat segala sumber daya alam yang berada di garis lintasan. Sejumlah bukit dan pegunungan yang menyimpan cadangan air pun harus tergerus.
Sambil memendam kesal, Alit Suryana (59 tahun) menunjuk lokasi sumber mata air yang kini mengering. Warga sekitar biasa menyebut mata air itu dengan nama mata air Sumumput.
Sumber mata air yang berlokasi di Kampung Dangdeur RT 03 RW 09 Desa Cikalong itu sudah sejak puluhan dekade lamanya menjadi sumber penghidupan warga Desa Cikalong dan warga Rendeh, Kecamatan Cikalongwetan, KBB.
"Mata air ini kering sejak proyek pembuatan terowongan KCIC itu air di sini kering. Padahal, sebelum ada proyek itu mata air di sini gak pernah kering walaupun kemarau berbulan-bulan," ujar Alit saat dijumpai IDN Times, Rabu (24/2/2021).
Alit tiba-tiba menengadahkan pandangannya ke langit mendung di atas Desa Cikalong. Dua bola matanya berkaca-kaca penuh harap hujan yang turun bisa mendatangkan kembali air. "Bahkan di musim hujan seperti ini lun sumber airnya tetap kering," ucapnya.