Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251120-WA0049.jpg
Gapura Candi Bentar, Gedung Sate (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Intinya sih...

  • DPRD Jabar kritik pembangunan gerbang Gedung Sate dengan konsep candi, anggaran Rp3,9 Miliar dianggap tidak proporsional

  • Alokasi anggaran untuk gapura candi dinilai tidak sebanding dengan alokasi beasiswa santri tidak mampu yang dipangkas menjadi Rp 5,1 miliar

  • Zaini Shofari juga mengkritik penggunaan istilah Candi Bentar dalam proyek tersebut yang dinilai tidak tepat dan tidak memenuhi karakter Candi Bentar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat turut mengkritik pembangunan gerbang Gedung Sate menggunakan konsep candi dengan anggaran Rp3,9 Miliar. Ketua Fraksi PPP DPRD Jabar, Zaini Shofari mengatakan, pembangunan tidak sesuai dengan efisiensi yang terus-terusan ditekankan Pemprov Jabar.

Di tengah efisiensi tersebut, Pemprov Jabar malah menggelontorkan anggaran Rp3,9 miliar untuk gapura tersebut. "Harga pagar Rp3,9 miliar itu tidak sebanding dengan kebutuhan Rp5,1 miliar untuk santri tidak mampu. Ini bisa dikomparasi," ujar Zaini, dikutip Senin (24/11/2025).

1. Sangat jomplang dengan bantuan untuk santri

Gapura Candi Bentar, Gedung Sate (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Zaini berpandangan, jika dibandingkan dengan alokasi beasiswa santri tidak mampu yang dipangkas menjadi Rp5,1 miliar, dari sekitar Rp150 miliar pada tahun-tahun sebelumnya, maka alokasi anggaran untuk gapura candi ini tidaklah proporsional.

"Bandingkan, Rp3,9 miliar hanya selisih sekitar Rp1,2 miliar untuk beasiswa santri tidak mampu di Jawa Barat. Itu kan pemborosan kalau tidak ditempatkan dengan tepat. Masih banyak hal-hal yang perlu dibereskan, yang intinya, tidak terlalu urgensi. Masih banyak kebutuhan lain," katanya.

2. Konsep pembangunan tidak selaras

Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Zaini Shofari (Istimewa)

Zaini pun mengkritik penggunaan istilah Candi Bentar dalam proyek tersebut yang dinilai tidak tepat. Meski hal ini sudah dikoreksi menjadi Candi Kacirebonan.

"Candi Bentar itu bahasa Sansekerta artinya terbelah. Candi itu tengahnya dibelah. Maka ketika sudah dibelah, kiri kanannya itu pasti lurus, tapi yang sekarang berbeda," katanya.

Zaini menambahkan, bentuk gerbang masuk Gedung Sate yang masih utuh tidak memenuhi karakter Candi Bentar. Sehingga, kata dia, penamaan maupun konsep pembangunan gerbang tidak selaras dengan kaidah arsitektur bangunan utama.

3. Nilai tidak ada urgensi dari pembangunan tersebut

Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Zaini Shofari (Istimewa)

Gedung Sate yang dibangun tahun 1920 oleh arsitek Ir. J. Gerber, kata Zaini, merupakan perpaduan gaya Hindu, Islam, unsur Alhambra dari Granada, hingga pengaruh art deco yang kuat pada bangunan kolonial di Bandung.

Sehingga, kata Zaini, setiap penambahan elemen baru harus mengikuti pakem arsitektur utamanya. "Jangan asal comot. Tapi harus bernafaskan bangunan utamanya," ucapnya.

Diharapkan, ke depan kebijakan Pemprov Jabar bisa selaras dengan kebutuhan masyarakat, terutama di masa efisiensi anggaran.

"Tapi yang intinya tidak urgensi, masih banyak hal-hal yang perlu dibereskan soal lain," katanya.

Editorial Team