Dituding Bayar Buzzer Pakai APBD, Dedi Mulyadi Persilakan Lapor ke APH

- Dedi Mulyadi menantang tuduhan penggunaan APBD untuk membayar buzzer dengan memeriksa dokumen anggaran resmi
- Gubernur Jawa Barat membuka akses publik ke dokumen anggaran pemerintah provinsi, serta mempersilakan masyarakat untuk melihat data secara detail
- Dedi Mulyadi menegaskan bahwa dukungan dari warganet bukanlah buzzer bayaran, mengapresiasi sikap kritis masyarakat, dan mengimbau agar kritik berlandaskan data dan fakta
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi adanya tudingan di media sosial atas dugaan penggunaan anggaran pemerintah untuk membayar buzzer. Menurutnya tuduhan tersebut tidak mimilik dasar dan sebaiknya dicek langsung ke dokumen anggaran resmi.
"Silahkan dicek di anggaran Pemprov Jawa Barat, khususnya di Dinas Komunikasi dan Informatika. Apakah benar ada anggaran untuk membayar buzzer? Kalau ada, laporkan saja ke aparat penegak hukum (APH)," kata Dedi dalam keterangannya, dikutip Rabu (13/7/2025).
1. Dedi persilahkan ambil data APBD Pemprov Jabar

Dedi menyebut seluruh dokumen anggaran pemerintah provinsi terbuka dan bisa diakses oleh publik. Ia bahkan mempersilakan masyarakat untuk datang langsung ke dinas terkait guna melihat data anggaran secara detail.
"Ambil saja datanya, baca bukunya. Jangan asal tuduh. Kami terbuka kok. Tinggal datang dan lihat," tegasnya.
Menanggapi dukungan yang ramai datang dari warganet, Dedi memastikan, mereka bukanlah buzzer bayaran, melainkan warga yang memiliki harapan dan pikiran sehat terhadap masa depan Jawa Barat.
"Mereka itu warga yang punya akal sehat, punya harapan. Mereka bukan dibayar, dan mereka tidak suka menjelekkan orang lain," ujarnya.
2. Dedi tidak permasalahan sikap kritis warganet

Di sisi lain, Dedi juga menyampaikan apresiasi terhadap sikap kritis masyarakat, meski mengimbau agar setiap kritik yang disampaikan tetap berlandaskan data dan fakta agar tidak menjadi isu liar di masyarakat.
"Rakyat itu penting curiga pada pemimpinnya, agar tidak semena-mena. Tapi sebelum speak up di media sosial, siapkan dulu datanya. Jangan sampai menyebarkan informasi bohong," tuturnya.
3. Sikap kritis disarankan harus dengan data akurat

Dedi kemudian menyampaikan salam kepada salah seorang warganet yang sempat menuduhnya menggunakan dana APBD untuk membayar buzzer. Dia juga memberikan sedikit nasehat agar tetap jujur dan melakukan cek terlebih dahulu sebelum memberikan tudingan.
"Terima kasih Mbak, semoga sehat selalu, diberkahi bersama keluarga, dan semoga terbiasa tidak berbohong di ruang publik," ujarnya.
Diketahui, akun media sosial milik Dedi Mulyadi baik Instagram, TikTok dan YouTube memang selalu ramai komentar dari warganet, baik dari yang mendukung dan ada juga yang memberikan tanggapan kritik di setiap unggahannya.
Dedi tergolong aktif di media sosial, dan dimanfaatkan untuk menyampaikan pernyataan, termasuk langkah-langkah yang sudah dibuatnya sebagai Gubernur Jabar.