Diingatkan Tiap Tahun, Tapi Longsor Gunung Kuda Cirebon Terus Terjadi

Cirebon, IDN Times - Aktivitas penambangan di kawasan Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah berlangsung sejak 2005. Namun, di balik geliat ekonomi yang ditawarkan industri tambang, nyawa dan keselamatan manusia tampaknya terus menjadi taruhan.
Setiap tahun, warga setempat mencatat terjadinya longsor di kawasan tersebut. Tahun ini menjadi yang terparah: longsor besar pada awal Mei 2025 menewaskan 14 orang pekerja tambang.
Sejumlah warga menyebut suara gemuruh terdengar sebelum tebing batu di bagian timur tambang runtuh, menimbun para pekerja yang tengah menggali material tanah dan batu.
Jaya (65 tahun), seorang pedagang yang telah 14 tahun berjualan di sekitar lokasi, menjadi saksi langsung peristiwa nahas itu. “Saya dengar suara gemuruh besar. Ini yang paling besar selama saya di sini. Banyak yang lari, tapi 14 orang tidak sempat,” ujar Jaya, Sabtu (31/5/2025).
1. Tambang ilegal bertambah luas, pengawasan minim
Menurut warga lainnya, Ardi (70), aktivitas tambang di Gunung Kuda dimulai sejak 2005 dan terus berkembang. Namun, ia menilai perkembangan itu tidak diikuti dengan peningkatan pengawasan maupun standar keselamatan kerja.
“Izin yang saya dengar cuma 10 hektare. Tapi yang dikerjakan sekarang sudah lebih dari 11 hektare. Saya lihat sendiri, yang kerja tidak pakai helm atau alat pelindung,” kata Ardi.
Dokumen izin yang dihimpun dari laporan warga dan aktivis lingkungan menyebutkan salah satu perusahaan tambang di kawasan tersebut memiliki izin eksploitasi seluas 10 hektare, namun garis batas tambang sudah melebar ke luar wilayah izin.
Dugaan pelanggaran tersebut belum mendapat tindak lanjut dari dinas terkait.