Tangkap Layar (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Pencipta dari foto ini anonim, terlihat dari pemilik akun yang hanya menuliskan ITB 1920. Sememtara dalam setiap foto menyertakan hashtag bertuliskan Reiniout, dengan penjelasan foto "Ibu Rektor Tercinta".
Dalam keterangan lainnya, pemilik akun juga memberikan keterangan yang seseolah penjualan foto ini merupakan bentuk protes. Adapun isinya sebagai berikut:
Masuk ke ITB, kukira aku akan mendapati kesempatan yang berimbang bagi semua. Tanpa melihat seperti apa aku dahulu, tanpa melihat rupa dan dari mana aku berasal, juga tanpa melihat seberapa banyak materi yang kumiliki. Padahal setahuku, setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Kukira juga, hati seorang ibu memiliki ketulusan yang tak terbatas pada anak-anaknya. Memberi apa yang dibutuhkan bagi anaknya untuk berkembang, sesuai apa yang sudah menjadi haknya, untuk menjelajah seisi kota dan dunia; untuk tinggal dan berbuat demi masa yang jauh lebih baik.
Namun apa yang kulihat nyatanya berbeda. Ibuku mengelak saat diajak bicara, ibuku lebih memilih tersenyum pada dunia dan berpaling dari anaknya. Menganggap kita tiada, menganggap kita bukan manusia nyata. Materiku diambil tanpa terasa berguna, aku merasa hampa. Aku merasa berduka, kesempatanku dan penerus bangsa kurasa sudah tiada; aku rasa kami telah dianggap mati sejak lama.