Kota Sukabumi, IDN Times - Aksi ribuan mahasiswa yang menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi pada Senin (1/9/2025) sore berubah ricuh. Awalnya massa hanya berorasi, namun situasi mendadak panas hingga berujung bentrokan dengan aparat.
Dari pantauan di lapangan, kericuhan bermula ketika mahasiswa hendak bergerak menuju kawasan Tugu Adipura. Tiba-tiba, dari arah utara muncul sekelompok orang tak dikenal yang melempar botol, kayu, hingga benda lainnya ke arah barisan aparat.
Lemparan itu mengenai sejumlah petugas yang berjaga dengan tameng. Polisi lalu merespons dengan menghadang massa, bahkan beberapa aparat terlihat memukul menggunakan pentungan.
Situasi makin tegang ketika ada seorang peserta aksi tersungkur dan sempat hendak ditangkap, namun upaya itu berhasil dicegah oleh massa lain. Bahkan seorang anggota polisi berpakaian preman sempat terekam kamera mengeluarkan senjata api.
Sementara, sejumlah mahasiswa di sisi selatan langsung berhamburan menyelamatkan diri ke arah Jalan R.E. Martadinata. Polisi sempat melakukan pengejaran, tapi dihentikan oleh Kabag Ops Polres Sukabumi Kota Kompol Deden Sulaeman untuk mencegah eskalasi lebih jauh.
"Awalnya damai, cuma orasi. Tapi suasana tiba-tiba panas gara-gara ada yang mulai lempar-lempar. Dari situ langsung chaos," kata Yusuf (21), salah satu mahasiswa yang ikut aksi.
Kericuhan membuat beberapa peserta aksi mengalami sesak napas. Aparat masih tetap bersiaga di sekitar gedung DPRD untuk mengantisipasi bentrokan susulan.
Demo ini merupakan bagian dari Gerakan Amarah Rakyat Sukabumi yang membawa 11 tuntutan. Di antaranya pencopotan Kapolri, pembatalan Perwal terkait tunjangan DPRD, hingga desakan pengesahan RUU Perampasan Aset dan RUU Transportasi Online.
Hingga pukul 18.30 WIB, suasana sekitar Gedung DPRD masih tegang. Sementara massa mahasiswa tetap bertahan di sekitar Tugu Adipura sembari menunggu respons dari pemerintah dan wakil rakyat.