Di Tenda Darurat, Harapan Keluarga Tambang Gunung Kuda Belum Padam (IDN Times/Hakim Baihaqi)
Meskipun pencarian dijadwalkan berakhir pada Kamis (7/6/2025) atau tujuh hari sejak insiden, keluarga korban meminta waktu pencarian diperpanjang. Mereka mengajukan harapan agar pemerintah dan SAR mempertimbangkan kembali penghentian operasi, terlebih karena belum ada tanda-tanda keberadaan korban.
Sampai hari ketujuh, belum tercium bau khas dari jasad manusia di lokasi, yang menandakan posisi korban kemungkinan besar masih tertimbun material longsoran setebal 5 hingga 10 meter. Hal ini menambah kesulitan bagi tim SAR untuk mendeteksi posisi pasti para penambang yang hilang.
Adapun empat korban yang masih dalam pencarian adalah Muniah (45), warga Desa Cikeduk; Heri Santono alias Tono bin Sardiman (60), dari Desa Cipanas; Dedi Setiadi (47), asal Desa Cikalahang; dan Nurhakiman (51), warga Desa Girinata. Semuanya merupakan pekerja tambang yang berada di dalam lokasi saat longsor terjadi.
Sampai dengan hari ketujuh pascatragedi, total 21 jenazah telah ditemukan dari balik reruntuhan material tambang. Di antaranya adalah Andri (41), Sukadi (48), Sunari (47), serta anak kecil bernama Sukendra (7). Mereka berasal dari berbagai daerah, tak hanya Kabupaten Cirebon, tapi juga dari Bandung, Kuningan, Indramayu, hingga Majalengka.
Nama-nama lain yang juga telah ditemukan antara lain: Dendi Hirnawan (40), Sarwah (36), Rusyaya (48), Rion Firmansyah (18), Rino Ahmad (28), Ikad Budiasro (47), Tini (46), Wastoni Hamzah (25), Warasih (45), Suparta (42), Surani Darya (47), Satria bin Jumiar (44), Sundari (30), Nalo Sanjaya (53), Wahyu Galih (26), Sudiono (51), dan Puji Siswanto (50).