Demo Pembatasan Ojol di Sukabumi Berakhir Ricuh

Sukabumi, IDN Times - Demonstrasi yang dilakukan puluhan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Sukabumi berakhir ricuh, Selasa (20/8/2024). Para sopir angkot terlibat bentrok dengan pengendara ojek online (ojol).
Mulanya, proses demonstrasi berjalan kondusif di kantor Dinas Perhubungan. Di sana, mereka sempat melakukan audiensi dengan empat aplikator di antaranya Gojek, Grab, Maxim dan In Drive.
Kemudian, para massa pun beralih memblokade Jalan Ir. H. Juanda yang berada di depan Balai Kota Sukabumi. Mereka pun melakukan audiensi kembali dengan maksud tuntutan terpenuhi.
Sekitar pukul 14:00 WIB, tiba-tiba ratusan pengendara ojek online datang ke Balai Kota Sukabumi. Mereka mengenakan atribut ojol dari berbagai aplikator. Aksi bentrok pun terjadi.
1. Tuntutan Pembatasan Ojol

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Sukabumi Ferdiansyah mengatakan, para sopir angkot bermaksud ingin menyuarakan aspirasinya. Mereka merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di saat maraknya transportasi online.
"Tadi itu kan hasil aspirasi dari teman-teman KKU yang menginginkan ada pembatasan jam operasional. Keinginan dari jam 14:00 WIB sampai jam 18:00 WIB tapi kan kita juga memahami bahwa yang namanya waktu-waktu seperti itu kan tidak bisa kita atur," kata Ferdiansyah.
2. Curhatan sopir angkot

Salah satu sopir angkot, Cece (40) mengatakan, selain meminta ada pembatasan jam operasional, mereka juga menuntut adanya sistem zonasi. Mereka meminta transportasi online yang beroperasi di Kota Sukabumi bukan berasal dari luar kota.
"Penghasilan kita kalau ramai buat rumah Rp100 ribu, sekarang mah dari pagi sampai sore Rp50 ribu itu sudah setengah mati lah. Kadang-kadang (dapat) seringnya nggak kebagian," kata Cece.
"Dari jam 06:00 sampai jam 18:00 sore belum bubar anak sekolah sudah ngetem dua jam, pas giliran bubar anak sekolah yang naik tiga orang. Bukan nggak boleh ada online intinya boleh tapi dari jam 2 siang," sambungnya.
3. Bentrok ojol vs sopir angkot

Bentrok antara pengemudi ojek online dan sopir angkot tak terkendali. Mereka saling adu jotos hingga merusak salah satu mobil angkot dan melukai satu pengendara ojol.
"Mungkin awal mulanya dari kesalahfahaman dari anak-anak ojol seperti biasa nongkrong di pinggir jalan, di Jalan Siliwangi, ada segelintir sopir angkot yang mau ikut demo, ada yang naik di atas mobil angkot. Jadi mereka mepet-mepet ke teman-teman ojol agar bubar dan masuk informasinya ke grup masing-masing bahwa ada angkot yang rese," kata Muhammad Farizal, salah satu ojol.
"Luka di kaki, pinggang, kepala sama motor. Helm teman pada hancur. Dipukul sopir angkot, digulung. Di depan Balai Kota Sukabumi. Kirain nggak bakal ada kejadian kaya gini , temen-teman di jalan juga ada yang bentrok," tambahnya.
4. Polisi turun tangan

Polres Sukabumi Kota pun turun tangan untuk memediasi kedua belah pihak. Mereka menyebut bentrok itu bermula dari miskomunikasi. Selain memediasi, polisi juga akan menginventarisir korban baik dari kalangan ojol maupun sopir angkot.
"Kita masih inventarisir dari pihak angkot ada berapa korban pemukulan, kemudian dari driver ojol juga ada beberapa, kami lagi inventarisir," kata Wakapolres Sukabumi Kota Kompol Tahir Muhiddin.
Usai peristiwa tersebut, pihaknya menyebarkan anggota polisi untuk berpatroli. Dia berharap, peristiwa itu tidak akan terjadi lagi.
"Kita jamin untuk anggota sudah kita sebarluaskan baik patroli ataupun anggota intel dan kita harapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan karena kita tahu ini semua kepentingan bersama untuk kepentingan ekonomi dan apabila kedua kelompok bertikai selain mereka yang rugi sendiri juga merugikan masyarakat," tutupnya.