Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dedi Mulyadi Tantang ITB Kelola Sampah Jadi Energi Baru Terbarukan

WhatsApp Image 2025-08-06 at 3.00.52 PM.jpeg
Pengolahan sampah di Kota Bandung. Dokumentasi Humas Pemkot Bandung
Intinya sih...
  • Riset kewilayahan harus ditingkatkan, ITB diminta mengembangkan riset berbasis sifat dan karakter lingkungan setempat.
  • Pentingnya teknologi tepat guna dalam mendukung ketahanan pangan dan energi berbasis kemandirian lokal.
  • Pengembangan teknologi ramah lingkungan mampu menciptakan siklus ekonomi yang kuat dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap belanja pokok.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak ITB untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan energi matahari dan pengelolaan sampah sebagai sumber energi terbarukan.

“Sampah selama ini dianggap musibah, padahal itu energi. Teknologi yang dibutuhkan tidak harus mahal. Saya tantang ITB bikin sistem pengelolaan energi dari sampah di kelurahan sekitar kampus. Biayanya akan kami tanggung,” kata dia dalam kegiatan Indonesia Green Connect 2025 di Aula Timur Kampus ITB, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025).

KDM menambahkan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan juga harus mencakup perbaikan lingkungan sekitar pusat-pusat pendidikan, seperti di Jatinangor. Ia menyoroti kondisi lalu lintas dan fasilitas pejalan kaki yang membahayakan mahasiswa.

“Ilmu jangan hanya berhenti di disertasi. Jadikan Jatinangor kawasan terpelajar yang bersih, tertib, dan aman,” tuturnya.

1. Riset kewilayahan harus ditingkatkan

IMG-20250808-WA0006.jpg
Gubernur Jawa Barat memberikan paparan di kampus ITB. Dokumentasi Pemprov Jabar

Dedi juga menekankan pentingnya pembangunan wilayah yang berakar pada kondisi wilayah. Ia mencontohkan desain kantor pemerintah di Jabar yang seragam, padahal kondisi geografis dan cuaca di setiap daerah berbeda.

"Akibatnya, bangunan menjadi tidak nyaman dan tidak terkoneksi dengan lingkungan. Ini memicu kegelisahan,” kata Gubernur Dedi Mulyadi dalam

Karenanya, Dedi mengajak ITB untuk mengembangkan riset kewilayahan yang berbasis pada sifat dan karakter lingkungan setempat.

“ITB harus memimpin pengembangan arsitektur dan tata ruang yang sesuai dengan ciri khas wilayah. Bangunan di Bandung misalnya, seharusnya tidak bergantung pada AC karena cuacanya sejuk. Tapi karena desainnya keliru, ruangan jadi panas dan boros energi,” katanya.

2. Pangan juga harus sama-sama diurus

1341DEC0-2085-472F-A083-970F514338D3_4_5005_c.jpeg
Program Bakti BCA pengembangan Rumah Pangan Hidup (RPH) di kawasan Wirawisata Goa Pindul, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)/Dok Fortune IDN

Kemudian, mantan bupati Purwarkarta ini juga menyoroti pentingnya teknologi tepat guna dalam mendukung ketahanan pangan dan energi berbasis kemandirian lokal. Ia mencontohkan penerapan sistem biogas dari peternakan yang sudah diterapkan di lingkungan tempat tinggalnya.

“Di tempat saya, tidak ada lagi warga yang memakai gas LPG 3 kilogram. Semua energi rumah tangga bersumber dari peternakan yang kami kelola sendiri,” jelasnya.

3. Teknologi ramah lingkungan harus diterapkan

AI Dokter di Korea: Masa Depan Kesehatan Sudah di Depan Mata? Teknologi Ini Diagnosa Penyakit dalam 3 Detik!
AI Dokter di Korea: Masa Depan Kesehatan Sudah di Depan Mata? Teknologi Ini Diagnosa Penyakit dalam 3 Detik!

Menurutnya, pengembangan teknologi sederhana semacam itu mampu menciptakan siklus ekonomi yang kuat dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap belanja pokok.

“Saya yakin jika teknologi ramah lingkungan ini diterapkan secara luas, maka Jawa Barat akan menjadi provinsi yang gemah ripah repeh rapih,” kata Dedi.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us