(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Fraksi PDIP menilai pernyataan itu sangat mendiskreditkan DPRD Jawa Barat. Salah satu anggotanya, Doni Maradona Hutabarat, melakukan interupsi saat rapat paripurna tersebut. 
"Sembilan hari lalu gubernur di acara yang sakral saya anggap, di acara musrenbang ada pernyataan gubernur yang menurut saya perlu disikapi. Beliau menyampaikan, saya berpikir beliau mendiskreditkan lembaga DPRD Jawa Barat dan menurut saya mendiskreditkan masing-masing anggota DPRD," kata Doni dalam interupsinya.
"Saya menyimpulkan gubernur sepertinya tidak membutuhkan pendapat teman-teman DPRD," katanya, menyambung.
Padahal kata Doni, dalam menyusun peraturan daerah, pemerintah membutuhkan peran legislatif untuk membahasnya. Dia menegaskan, gubernur tidak bisa berjalan sendiri dalam memimpin Jawa Barat.
"Saya berharap di rapat paripurna hari ini, sebelum menyampaikan pandangan fraksi masing-masing terhadap rancangan peraturan daerah, saya meminta ada klarifikasi dari gubernur. Dia tidak bisa berjalan sendiri," ujarnya.
"Sebelum ada klarifikasi gubernur terhadap pernyataannya di Musrenbang, menurut saya kita tidak perlu menyampaikan pandangan. Karena kita harus ada etika, harus saling menghargai," tuturnya.
Sementara Memo Hermawan, anggota Fraksi PDIP lainnya mengajak seluruh anggota fraksi untuk walk out dari ruang rapat paripurna, termasuk Wakil Ketua DPRD Ono Surono.
"Saya meminta fraksi PDIP untuk out, termasuk Bapak Ono, sebelum selesai hubungan eksekutif legislatif baik. Terimakasih, silakan berdiri, tidak perlu ikut rapat paripurna, saya minta tidak ikut rapat paripurna dan walk out," tuturnya.
Di sisi lain, Fraksi PDIP saat gelaran tersebut tidak hadir. Hal ini dibenarkan langsung oleh Ketua DPRD Jabar, Buky Wibawa. Dia mengatakan tidak ada anggota fraksi dari PDIP yang hadir saat Musrembang ini. 
"Tidak ada satupun anggota fraksi PDIP yang hadir di acara Musrembang. Padahal menurut saya, ini proses perencanaan pembangunan harusnya seluruh anggota DPRD atau anggota fraksi hadir," kata dia.