Enam siswa SD di Bekasi diduga keracunan MBG. (IDN Times/Imam Faishal)
Dari semua kasus keracunan MBG di Jawa Barat, paling parah dan memakan banyak korban ada di Kabupaten Bandung Barat. Pemerintah setempat pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Peristiwa keracunan massal di Kabupaten Bandung Barat terhitung pada 22-25 September 2025 di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas. Bahkan, setelah kejadian ini beberapa korban masih berdatangan di Posko penanganan Kantor Kecamatan Cipongkor dan di RSUD Cililin, serta beberapa fasilitas kesehatan lainnya di Kabupaten Bandung Barat.
Berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, sampai saat ini para korban sudah pulang dan dalam kondisi membaik, dan sudah tidak ada yang dilakukan perawatan serius.
"Total korban keseluruhan keracunan makanan di Cipongkor dan Cihampelas ada sebanyak 1.315, sedangkan angka kesembuhan 1.315," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar kepada IDN Times (2/10/2025).
Nita Andriyani (24 tahun) warga Kampung Cigombong, Desa Neglasari, Kecamatan Cipongkor mengaku merasakan mual, pusing, dan lemas setelah mengonsumsi menu dalam paket MBG ini. Nita bahkan memakannya bersama anaknya yang masih berusia tujuh tahun.
"Saya makan itu bareng sama anak saya sekitar jam delapan pagi. Saya mulai kerasa (sakit) jam 15.00 WIB, disusul anak saya diare pada malam harinya," ungkap Nita.
Ibu dari dua orang anak ini merupakan penerima manfaat program MBG yang menyasar ibu menyusui dengan anak bayinya yang masih berusia sepuluh bulan.
"Dalam paketnya itu ada nasi, ayam, tahu, sayurannya timun sama tomat, sambal, terus strawberi. Saya makan sedikit, sisanya dimakan sama anak saya yang tujuh tahun," katanya.