(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Dalam pernyataannya, Dedi menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap siap membantu perbaikan jalan di kabupaten mana pun, termasuk Cirebon.
Namun, bantuan itu hanya akan diberikan jika ada pengajuan resmi dan perencanaan yang matang dari pemerintah kabupaten.
“Ajukan proposal, sertakan rencana teknis dan anggaran, maka kami siap bantu. Tapi jangan semua dilimpahkan ke provinsi, seolah bupati tidak punya peran. Ini bukan soal politik, tapi soal tata kelola,” katanya.
Dedi berharap para kepala daerah di kabupaten/kota tidak serta merta menghindari tanggung jawab ketika tekanan publik datang. Ia mengajak para bupati untuk berdiri di depan, menjelaskan kepada masyarakat tentang batas-batas kewenangan dan solusi yang sedang disiapkan.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kolaborasi antarlevel pemerintahan adalah kunci dalam menyelesaikan persoalan infrastruktur. Tanpa komunikasi yang baik antar pemerintah kabupaten dan provinsi, maka masyarakat akan terus menjadi korban disinformasi dan saling menyalahkan antar pejabat akan terus terjadi.
Selain jalan rusak, Dedi mengungkapkan, masih banyak persoalan yang luput dari perhatian publik. Ia menyebut tawuran pelajar, sungai tercemar, hingga kecanduan game online sebagai isu yang justru lebih mengkhawatirkan tetapi jarang menjadi sorotan.
“Anak-anak tidur jam 04.00 WIB karena main Mobile Legends. Banyak yang mabuk di jalanan. Sungai-sungai di kampung penuh limbah, tapi yang jadi viral hanya jalan berlubang. Harusnya ini juga dikritisi,” ujar Dedi.
Ia mendorong masyarakat untuk lebih jeli dan adil dalam mengkritik. Menurutnya, pemimpin yang baik adalah yang terbuka terhadap masukan, tetapi masyarakat pun harus bertanggung jawab dengan menyampaikan kritik secara proporsional.