Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Cirebon, IDN Times - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat, Dedi Mulyadi menyoroti pengelolaan kuliner tradisional Nasi Jamblang yang merupakan salah satu ikon kuliner khas Cirebon.

Menurut Dedi, tata kelola outlet Nasi Jamblang masih jauh dari standar profesional, terutama jika dibandingkan dengan presentasi makanan luar negeri. Hal ini ia sampaikan saat berbicara dalam debat Publik Pilgub Jabar di Hotel Patra, Kabupaten Cirebon, Sabtu (16/11/2024) malam.

“Kalau kita lihat warung Nasi Jamblang banyak yang tidak rapi. Ini memengaruhi daya tariknya, terutama di mata wisatawan yang menginginkan pengalaman kuliner yang tidak hanya enak, tapi juga nyaman dan menarik,” kata Dedi.

1. Kurangnya sentuhan profesional

Ilustrasi kantor (pexels.com/ Christina Morillo)

Dedi menyoroti pentingnya kehadiran konsultan profesional untuk membantu pelaku usaha kuliner tradisional seperti Nasi Jamblang agar mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

Menurutnya, kolaborasi dengan konsultan dapat mencakup desain outlet, strategi pemasaran, hingga peningkatan kualitas layanan kepada konsumen.

“Lihat bagaimana makanan luar negeri dipromosikan. Mereka bukan hanya menjual rasa, tetapi juga konsep, branding, dan pengalaman. Kita bisa belajar dari mereka bagaimana menata produk kita agar lebih menarik. Ini penting kalau kita ingin membawa Nasi Jamblang ke level yang lebih tinggi,” tegasnya.

Ia menambahkan, keberadaan konsultan yang bekerja secara berkelanjutan bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah manajemen yang sering dihadapi oleh pelaku usaha kecil.

Dengan bimbingan profesional, para pengusaha lokal dapat lebih memahami tren pasar dan mengadopsi pendekatan modern dalam menjalankan bisnis mereka.

2. Antara tradisi dan modernisasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di