Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-16 at 11.04.14 AM (1).jpeg
Penumpukan sampah di TPS Kota Bandung, Minggu (16/11/2025). IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Sampah di TPS Bandung menumpuk kembali setelah diangkut

  • Pemerintah Kota Bandung bertekad mempercepat penanganan tumpukan sampah

  • Kapasitas antrean truk sampah meningkat, fokus pada habiskan tumpukan lama dan penguatan pemilahan sampah di tingkat warga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS) di Kota Bandung sudah kewalahan menerima buangan sampah dari masyarakat. Pengurangan kuota sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti, Bandung Barat, membuat pengambilan sampah dari TPS dibatasi. Alhasil sampah dibawa dalam seminggu hanya dua sampai tiga kali saja.

Kondisi penumpukan sampah salah satunya terjadi di TPS Cijambe. Dari pantauan IDN Times, sampah mulai menggunung di tempat tersebut. Beberapa pemulung dan petugas sampah tampak membuka bungkusan plastik untuk mencari sampah yang bisa dipilah dan punya harga ketika dijual kembali.

Selain itu, sampah yang seharusnya tidak masuk ke TPS seperti potongan kayu hingga kasur akhirnya dibakar oleh petugas. Ini karena sampah tersebut tidak mungkin juga untuk dibuang ke TPA.

"Dulu mah tidak seperti ini. Sekarang sampah numpuk tapi angkutnya jarang," kata salah satu petugas TPS Cijambe, Hardiman, Minggu (16/11/2025).

1. Sudah diangkut, tapi numpuk lagi

Penumpukan sampah di TPS Kota Bandung, Minggu (16/11/2025). IDN Times/Debbie Sutrisno

Penumpukan sampah pun terlihat di TPS 3R Kebon Jeruk yang ada tepat di depan salah satu Kantor Dinas Perhubungan Kota Bandung. Seorang warga yang enggan disebut namanya menuturkan bahwa sampah di TPS ini sebelumnya sempat menutup sebagian jalan.

Kemudian datang empat truk besar yang mengangkut sampah tersebut, tapi tetap tidak bisa mengurangi volume setengah TPS karena sampah dari masyarakat kembali memenuhi. Sedangkan pengangkutan sampah dalam sepekan tidak sering dilakukan.

"Sudah sebulan mungkin begini saja, ambil sedikit, numpuk lagi sampahnya," ungkap dia.

2. Pemkot bertekad percepat penanganan tumpukan

Warga Klagensrampat mengolah sampah popok bayi jadi pupuk cair organik. IDN Times/Imron

Pemerintah Kota Bandung terus mempercepat penanganan tumpukan sampah yang masih mengganggu sejumlah titik di kota. Salah satunya di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Sederhana. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan juga telah menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mempercepat proses hingga tuntas dalam dua hari.

“Mudah-mudahan ini tiga hari. Karunya warga. Tapi kalau bisa dua hari, Pak Kadis. Bisa? Dua hari ya? Warga saksi ya. Tepuk tangan untuk Pak Kadis, luar biasa,” ujar Farhan.

Dia pun memberikan semangat kepada petugas operasional lapangan dan meminta seluruh armada bergerak optimal untuk memastikan penanganan tuntas sebelum akhir pekan. Farhan menjelaskan strategi baru yang diterapkan terkait penataan ulang sistem antrean truk sampah.

Menurutnya, permasalahan utama bukan pada kekurangan ritase armada, melainkan karena antrean yang terlalu menumpuk pada satu jalur masuk TPA.

“Dulu antrean hanya satu jalur, sehingga panjang sekali. Sekarang kita pecah jadi beberapa antrean dalam unit-unit kecil. Dengan sistem baru, antrean bisa jauh lebih cepat dan lebih banyak per hari,” jelas Farhan.

3. Tumpukan sampah rampung akhir tahun

ilustrasi memilah sampah (pexels.com/cottonbro)

Dengan pengaturan baru tersebut, kapasitas antrean meningkat signifikan. Jika sebelumnya hanya sekitar 40 truk besar yang bisa masuk, kini bisa mencapai sekitar 70 truk per hari. Farhan menyebut, faktor cuaca menjadi salah satu kendala terbesar. Hujan menyebabkan sejumlah jalur masuk ke TPA tidak lagi aman digunakan.

“Masalahnya adalah jalur masuk yang terbatas karena hujan berisiko longsor. Dulu kendaraan bisa masuk sampai tiga kilometer ke dalam, sekarang baru satu kilometer sudah tidak boleh. Itu soal keselamatan, bukan soal pengurangan ritase,” ungkapnya.

Karena itu, Pemkot Bandung hanya memanfaatkan jalur-jalur kecil yang dinilai aman dan tidak memiliki risiko penolakan maupun longsor. Farhan menyampaikan, fokus utama saat ini adalah menghabiskan seluruh tumpukan sampah lama, sementara sampah baru tetap dikendalikan melalui TPS-TPS.

“Tumpukan lama harus kita habiskan dulu. Tumpukan baru tetap diatur melalui TPS dan langsung diangkut lagi. Tapi umurnya tidak boleh lebih dari tiga hari,” ujarnya. Pemkot Bandung menargetkan seluruh tumpukan lama terselesaikan pada 23 November 2025.

Sedangkan solusi jangka panjang, Pemkot Bandung akan meluncurkan kebijakan baru untuk penguatan pemilahan sampah di tingkat warga.

“Akan ada satu RW satu petugas pemilah. Programnya akan diumumkan DLH. Tujuannya meningkatkan kawasan bebas sampah dari 400 menjadi minimal 800 kawasan,” kata Farhan.

Editorial Team