Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gempa (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi gempa (IDN Times/Aditya Pratama)

Bandung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat 30 kali gempa bumi telah mengguncang wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Periode waktu gempa bumi yang terjadi terhitung 3 Januari hingga 9 Januari 2025.

Terdapat 16 kejadian gempa bumi yang berpusat di laut, sedangkan 14 kejadian gempa bumi di darat. Kedalaman gempa bumi yang terjadi bervariasi pada rentang 5 km hingga 148 km. Sedangkan untuk magnitudo gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 4.3 dan magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1.7.

"Sepanjang periode ini ada 1 kejadian gempa bumi yang dirasakan," kata Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu melalui siaran pers, Jumat (10/1/2025).

BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Serta menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.

1. Gempa paling terasa di Pangandaran

Kapala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tanggerang Hartanto ST.MM., menegaskan gempa bumi tektonik magnitudo 4.3 mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran Jawa Barat dipastikan tidak menimbulkan gelombang tsunami. Gempa bumi terjadi akibat adanya penyesaran dasar laut.

Dikutip dari media sosial @bmkgwilayah2, Hartanto menyebutkan pada hari Rabu, 8 Januari 2025 pukul 11.41 WIB, wilayah Kabupaten Pangandaran Jawa Barat dan sekitarnya di guncang gempa bumi tektonik. “Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 4.3 atau  M=4,3,” kata Hartanto.

Sementara episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8.12 derajat Lintang Selatan dan 107.89 derajat Bujur Timur.

“Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 kilometer Barat Daya Kabupaten Pangandaran Jawa Barat pada kedalaman 25 kilometer,” kata Hartanto.

Sedangkan untuk jenis dan mekanisme gempa bumi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Gempa bumi terjadi  akibat adanya penyesaran dasar laut.

 “Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran juga dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu,” terang Hartanto.

2. Sebanyak 338 ribu petir terjadi di periode ini

ilustrasi petir (pexels.com/Marek Piwnicki)

Selain itu, BMKG Stasiun Geofisika Bandung juga mencatat 338.783 kejadian petir di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya selama periode 3 - 9 Januari 2025.

Aktivitas sambaran petir sepanjang periode tersebut menunjukkan pada tanggal 8 Januari 2025 merupakan aktivitas tertinggi petir CG (-) sebanyak 74.301 kejadian. Aktivitas petir CG(+) tertinggi juga tercatat pada 8 Januari 2025 sebanyak 32.524 kejadian.

3. Paling banyak petir ada di Sumedang dan Majalengka

ilustrasi petir menyambar (pexels.com/Tsvetoslav Hristov)

Sepanjang periode 3 - 9 Januari 2025, kejadian petir tertinggi terjadi pada 8 Januari 2025 sebanyak 106.825 kejadian dan jumlah kejadian terendah terjadi pada tanggal 9 Januari 2025 sebanyak 16.020 kejadian.

"Berdasarkan data kejadian petir yang diperoleh, wilayah dengan jumlah petir tertinggi adalah Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Garut," kata dia.

Editorial Team