Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250715_112410.jpg
Rektor terpilih Unisba, Prof. Harits Nu’man

Intinya sih...

  • Rektor Unisba awalnya menganggap penembakan gas air mata wajar sebagai upaya membubarkan massa yang tidak diketahui.

  • Mahasiswa meradang karena pernyataan rektor berseberangan dengan kejadian sebenarnya, akibatnya rektor mengutuk keras tindakan anarkis aparat kepolisian.

  • Unisba berkomitmen mendampingi dan membantu pengobatan mahasiswa korban insiden, membuka posko kesehatan, serta menjaga keselamatan dan ketertiban kampus.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Peristiwa penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian di area kampus Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas Islam Bandung (Unisba) Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam, berdampak pada civitas academica di sana.

Karena peristiwa ini, dua kampus itu turun tangan menyikapi situasi dan kondisi setelah kejadian. Namun, pernyataan rektor dari Unisba berubah-ubah sejak pagi hingga malam hari. Bahkan, akibat pernyataan rektor, mahasiswa pun akhirnya melakukan unjuk rasa meminta rektor mengubah pernyataannya.

Berikut kronologi rektor Unisba mengubah keterangan resminya dari pagi hingga malam hari:

1. Rektor bilang begini pada pagi hari

Rektor Unisba Harits Nu'man. IDN Times/Debbie Sutrisno

Rektor Unisba, Harits Nu’man, pada pagi hari saat konferensi pers bersama awak media menyampaikan bahwa tembakan gas air mata yang dilakukan oleh kepolisian merupakan salah satu upaya untuk membubarkan segerombolan massa yang tidak diketahui statusnya.

"Kami memaknai penembakan itu untuk mengurangi masa yang bergerombol," kata Harits.

Selain itu, Harits menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan ada keterlibatan mahasiswanya. dalam aksi kericuhan ini . Namun dia memastikan bahwa kejadian itu tidak dilakukan secara resmi oleh kelompok mahasiswa.

"Aksinya tidak seperti mahasiswa dan dia masuk ke area kampus kami. Qodarullah-nya, Allah SWT masih menjaga kampus kami aman-aman saja," katanya.

2. Diprotes mahasiswa keterangan karena tidak sesuai fakta

Perwakilan BEM Unisba memberikan keterangan resmi terkait penembakan gas air mata. IDN Times/Debbie Sutrisno

Rupanya, pernyataan sang rektor ini membuat mahasiswanya meradang. Pasalnya, aksi penembakan gas air mata itu berdampak luas dan seharusnya tidak diperkenankan dilakukan di area kampus.

"Pada dasarnya ada mahasiswa Unisba yang ditangkap, ada yang ditabrak hingga mengalami patah bahu, bahkan ada juga yang terkena peluru karet di bagian kaki. Itu fakta yang terjadi. Pernyataan rektor justru berseberangan dengan kejadian sebenarnya," kata Raviv Tuanku Alasaid, salah satu peserta aksi.

Bahkan, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisba Kamal Rahmatullah mencatat ada sepuluh sampai 20 korban dari peristiwa penembakan gas air mata di area Tamansari ini.

"Tembakan yang di area kampus kalau sampai masuk banget ke dalam kampus itu gak ada, cuman sampai depan gerbang itu ada. Terkait korban semalam itu sepuluh sampai 20 orang yang akhirnya terluka, akibat daripada kekerasan yang dilakukan di depan gerbang," katanya.

"Karena kan sifatnya mereka ini menembakan gas air mata, juga dari aksi massa dari luar itu berlarian ke Unisba," tutur Kamal.

Di sisi lain, Kamal juga mengakui sempat ada pelemparan bom molotov ke arah aparat. Namun dia menegaskan, hal itu tidak dilakukan oleh mahasiswa Unisba, melainkan oleh massa yang berada di area luar kampus.

"Kalau penglihatan memang ada, cuma itu di luar kampus Unisba," tuturnya.

3. Rektor langsung minta maaf setelah diprotes mahasiswa

Penyerangan aparat kepolisian pakai bom molotov di kawasan Tamansari Bandung dekat kampus Unisba dan Unpas. Dok tangkapan layar CCTV

Sementara itu jelang petang sang rektor mendadak mengubah pernyataannya, dari yang mulanya menganggap penembakan gas air mata sebagai hal yang wajar dalam penindakan polisi, kini justru mengutuk keras langkah aparat.

"Menyesalkan tindakan anarkis dan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian kepada mahasiswa, sekaligus mengutuk keras penggunaan gas air mata yang diarahkan hingga mengenai area kampus," kata Harits.

Harits juga menyampaikan, Unisba berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pengobatan mahasiswa yang menjadi korban dalam insiden hingga pulih kembali. Kemudian, Unisba memohon kepada Polda Jawa Barat untuk mengamankan kampus ini menjadi kampus yang bersih dan bukan sebagai basis tindakan-tindakan anarkis.

"Kami memohon maaf kepada mahasiswa mengenai perkataan yang kurang berkenan dan rasa terima kasih kepada mahasiswa yang terus berjuang untuk menyuarakan aspirasi masyarakat," ujar Harits.

Ia menegaskan, keselamatan seluruh pihak menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, Unisba senantiasa berkoordinasi dengan otoritas dan pihak-pihak relevan.

Sebagai wujud kepedulian kemanusiaan, Unisba juga membuka posko kesehatan yang dilengkapi tenaga medis, ambulans, serta berbagai fasilitas penunjang untuk memberikan layanan kesehatan secara cepat dan tepat.

"Unisba terus memantau situasi secara cermat agar setiap langkah yang diambil terukur, tepat, dan sesuai dengan komitmen menjaga keamanan serta ketertiban," katanya.

Harits mengatakan, Unisba juga menjalin koordinasi intensif dengan berbagai pihak guna memastikan bahwa setiap kebijakan dan tindakan selaras dengan prinsip kemanusiaan dan nilai-nilai keadaban.

"Unisba menegaskan tanggung jawab moralnya untuk menjaga keselamatan, ketertiban, serta menjunjung nilai-nilai keadaban di tengah masyarakat. Kami berharap situasi dapat segera kondusif demi kebaikan bersama," kata dia.

Editorial Team