Berdasarkan hasil survei potensi perjalanan angkutan lebaran 2025, Dhani menjelaskan, puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada 28 Maret dan 1 April mendatang dan memilih waktu berangkat usai santap sahur.
"Puncak arus mudik lebaran H-3 Idul Fitri pada Jumat 28 Maret 2025 sebanyak 6,02 juta orang dan Selasa 1 April 2025 sebanyak 5,15 juta orang," ujarnya.
"Jam berangkat arus mudik diprediksi dilakukan setelah sahur dan subuh pukul 04.00-06.59 WIB sebanyak 54,05 persen atau 15,25 juta," sambungnya.
Sementara untuk arus balik, diprediksi akan terjadi selama tiga hari yakni H+2, H+4 dan H+5 Idul Fitri. Ia mengimbau agar masyarakat tetap menaati peraturan atau rambu-rambu lalu lintas yang sudah ada.
"Pemilihan waktu pulang H+2 Kamis 3 April 2025 4,81 juta, H+4 Sabtu 5 April 2025 8,26 juta dan H+5 Minggu 6 April 2025 4,56 juta," katanya.
Dhani mengungkapkan, ada beberapa titik yang rawan terjadinya kecelakaan, salah satunya di kilometer (KM) 70 Tol Cipularang. Bagi masyarakat yang melintasi jalur tersebut diharapakan untuk berhati-hati.
"Untuk rawan kecelakaan pertama di tol Cipularang di KM 70, karena titik lelah biasanya kalau yang berangkat dari Jakarta," ujar Dhani.
Selain di jalan tol, jalan arteri juga memiliki banyak titik rawan kecelakaan seperti di kawasan Puncak Bogor, Sukabumi Selatan dan Cianjur. Kemudian, titik rawan di Bandung dan sekitarnya ada di antara jalan Cagak kemudian Lembang karena konturnya cukup ekstrem.
Sementara di jalur selatan, kata dia, titik rawan kecelakaannya terletak di Jalur Nagreg, Kabupaten Bandung dan sekitarnya. Sama di daerah Pantura antara Indramayu dan Subang.