Citranya Memburuk, Ormas yang Sering Dicap Preman Harus Curi Simpati

Bandung, IDN Times - Citra organisasi masyarakat (ormas) di Jawa Barat (Jabar) kembali mendapatkan pandangan negatif dari masyarakat. Hal ini terjadi, salah satunya akibat kasus ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) yang melakukan demo di Mapolda Jabar hingga berujung anarkis dan membuat anggota polisi luka-luka.
Dari kejadian itu, sejumlah orang telah diamankan oleh polisi dan ketua dari GMBI kini sudah berstatus sebagai tersangka. Kejadian ini akhirnya melengkapi pandangan masyarakat yang menuding bahwa ormas kebanyakan diisi oleh preman.
Padahal, faktanya, tidak semua ormas berisikan preman dan anarkis.
1. MGP mendapatkan kesulitan izin demonstrasi
Salah satu ormas yang mendapat sentimen negatif dari masyarakat ialah Manggala Garuda Putih. Agus Satria, KA biro investigasi DPP Manggala Garuda Putih (MGP) mengatakan jika ormasnya merupakan organisasi gerakan seni budaya terbesar di Jabar. Selain itu, mereka pun memiliki titik organisasi lain yang tersebar di Nias, Lampung, Jambi.
"MGP juga ikut berperan aktif dalam kontrol sosial, anti korupsi. Ketua umum kami adalah purnawirawan dan pejuang ganyang Malaysia," ujar Agus, Jumat (11/2/2022), kepada IDN Times.
Agus bilang, akibat peristiwa GMBI beberapa hari kemarin, ruang untuk berekspresi secara kritis semakin menyempit. Hal tersebut membikin unjuk rasa MGP di beberapa tempat harus dibatalkan.
"Sangat terasa, ada dampak yang sangat besar, khusus perizinan unjuk rasa," ucapnya.